23 April 2025

Get In Touch

Peringati Hari Santri, Anggota DPRD Jatim Mengenakan Sarung Saat Rapat Paripurna

Peringati Hari Santri, Anggota DPRD Jatim Mengenakan Sarung Saat Rapat Paripurna

SURABAYA (Lenteratoday) – Ada suasana dan pemandangan yang berbeda saat rapat paripurna di Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Kamis (22/10/2020) kemarin. Betapa tidak, seluruh anggota laki-laki yang hadir mengenakan sarung dipadu dengan jas. Hal ini dilakukan untuk  menghormati dan pemperingati Hari Santri Nasional yang yang jatuh pada tanggal 22 Oktober.

Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad mengatakan bahwakeputusan untuk mengenakan sarung pada saat rapat paripurna ini tercetus saatrapat Banmus (Badan Musyawarah) beberapa waktu lalu yang kebetulan dipimpinnya.Dalam forum tersebut muncul ide supaya saat rapat paripurna tanggal 22 Oktoberyang bertepatan dengan momentum Hari Santri supaya seluruh anggota laki-laki mengenakansarung.

“Kita menghormati Hari Santri itu dengan menyesuaikan pakaiankita dalam rapat dengan memakai sarung khas. Pakaian khas santri kan sarung,dipadu dengan jas meskipun itu kelihatan seperti orang mau berangkat akad nikah,”katanya diikuti dengan tawa kecil.

Sadad yang ditemui setelah rapat paripurna ini menjelaskan, denganmengenakan pakaian yang biasa dipakai oleh Kyai pada acara-acara resmi ini sebetulnyapunya makna lebih, artinya tidak hanya sekedar pakaian untuk menghormati HariSantri saja. Namun sebenarnya, ini adalah momentum karena hari santri inimerupakan rangkaian dari perjuangan menjaga kemerdekaan.

Rangkaian perjuangan dimulai dari kedatangan pasukan Sekutu padabulan Oktober tahun 1945. Kedatangan pasukan Sekutu yang berakhir pada perangpada 10 November di Surabaya ini kemudian mencetuskan resolusi jihad bagirakyat Jawa Timur.

Anwar Sadad menambahkan, bahwa rangkaian tersebut harusmenjadi inspirasi rakyat Jawa Timur untuk menjadikan spirit mempertahankankemerdekaan NKRI dalam bentuk bagaimana membuat policy kebijakan-kebijakan yang ujungnya nanti adalah untukmemperkuat rakyat dan masyarakat Jawa Timur.

“Saya kira spirit itu yang harus dipegang, jadi bukan hanyasebatas pada simbol sarung tapi justru dibalik itu adalah spirit perlawananuntuk mempertahankan kemerdekaan RI,” tandasnya.

Di satu sisi, seiring dengan hari santri yang berada ditengah masa pandemi Covid-19 ini, maka politisi dari Partai Gerindra iniberharap supaya pendidikan di pesantren yang menjadi basis santri tetapmengedepankan protokol kesehatan. Dia mengatakan bahwa pendidikan di Pesantrenyang sudah dimulai akan mendapatkan pengawasan sangat ketat.

“kita monitoring terus, kemudian jangan sampai menjadi klaster.Meskipun di beberapa tempat kita sempat temukan, tetapi semakin ke belakang semakinmembaik, dan kita Alhamdulillah, mungkin karena disiplin dan Pesantren jugatidak sembarangan open terhadap orangluar yang masuk pesantren dengan diatur betul, bahkan ada beberapa pesantrenyang mengatur pertemuan antara tamu bahkan wali santri dengan anaknya sendiriitu dalam bentuk yang sangat rigit dan sangat ketat. Sehingga bisa tercapai pendidikannyadan penanganan Covid-19 juga bisa terkendali dengan baik,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntakyang merupakan politisi non muslim ini, berharap dengan Hari Santri Nasional2020 akan semakin memantapkan jati diri bangsa untuk lebih peduli pada pendidikan-pendidikanyang ada di seluruh wilayah Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan kualitas pendidikan ke depan agar lebih baik.

“Dengan peringatan Hari Santri Nasional ini, kita semuaberharap seluruh pondok-pondok pesantren yang ada di Indonesia itu juga menjadiperhatian khusus dari Pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah, untuklebih diperhatikan dari semua sarana pendidikan maupun sarana-sarana yang akanmenunjang kualitas pendidikan kita. Selamat Hari Santri Nasional, Santri Sehat IndonesiaKuat,” kata Sahat yang mengenakan sarung motif warna gelap ini.

Bagi Sahat, Hari Santri juga memiliki arti khusus, sebagaiseorang yang dipilih dari dapil 9 dengan 5 Kabupaten yang di dalamnya banyak terdapatpondok pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam, maka dia merasaterpanggil. Dia juga menandaska suara dukungan dari masyarakat terharapnya itumenjadi amanah untuk lebih meningkatkan kinerja dalam rangka menyampaikanaspirasi masyarakat.

“Semua ini menjadi sebuah amanah yang harus dilaksanakan daninsyaAllah dengan kerjasama yang baik dari semuanya, kita bisa mewujudkan apayang menjadi harapan masyarakat Jawa Timur,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Fraksi Nasdem, Muzammil Syafi’ijuga mengatakan bahwa lahirnya Hari Santri tidak lepas dari jihat fisabililahdalam melawan penjajah dan mempertahankan NKRI. Menurutnya, Hari Santri menjadisalah satu sejarah kemerdekaan Indonesia sekaligus mempertahankan kedaulatan NKRIyang telah diproklamirkan 17 Agustus 1945.

“Santri dan seluruh bangsa Indonesia wajib menjiwai semangat jihat fisabililah. Satu jihat yang perlu dikumandangkan adalah jihad memerangi kemiskinan dan kebodohan, santri dididik bahwa NKRI sebagai harga mati dan siap memimpin ketika negara membutuhkan,” katanya disela-sela rapat paripurna penyampaian hasil reses anggota DPRD Jatim. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.