Seribu Perwakilan Elemen Masyarakat Deklarasi Jogo Suroboyo Damai, Wali Kota Risma: Mari Kita Bergandengan Tangan Jaga Surabaya

SURABAYA(Lenteratoday)-Seribuperwakilan elemen masyarakat Kota Surabaya menyatakan sikap tegas menolak aksiunjuk rasa yang berujung anarkis dan melibatkan anak dibawah umur. Mereka punsiap menghadang bahkan melawan siapapun kelompok-kelompok yang akan membuatrusuh di bumi Kota Pahlawan.
Pernyataansikap tegas ini mereka tuangkan dalam sebuah “Deklarasi Bersama Jogo SuroboyoDamai” yang berlangsung melalui video teleconference (vidcon), Selasa(20/10/2020). Deklarasi ini dipimpin langsung Kapolda Jatim, Irjen Pol M FadilImran bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini serta Forum Pimpinan Daerah(Forpimda) Surabaya di Lobby Lantai 2 Balai Kota Surabaya.
Dalammomen itu, Wali Kota Risma mengatakan, saat ini pandemi di Surabaya terusmenunjukkan trend yang positif. Namun, capaian ini harus terus dijaga dandipertahankan agar perekonomian Surabaya meningkat. “Kita harus pertahankan danjaga kondisi ini supaya pandemi ini bisa segera keluar dari bumi KotaSurabaya,” kata dia.
Sebab, apabila pandemi ini masih terus ada, maka ekonomi Surabaya tidak bisa tumbuh. Karena, setiap tahunnya banyak anak yang membutuhkan pekerjaan, sementara lapangan kerja terbatas. Terlebih lagi, jika terjadi kekacauan di Surabaya otomatis jumlah pengangguran akan meningkat. “Kalau banyak pengangguran, maka kota ini tidak aman karena kebutuhan dasarnya tidak bisa dipenuhi,” ujarnya.

Makanya,ia mengajak seluruh elemen masyarakat Surabaya agar peduli terhadapkondusifitas dan keamanan di wilayahnya masing-masing. Jangan sampai terjadikekacauan di Kota Pahlawan yang dapat berdampak pada turunnya perekonomianhingga meningkatnya kasus Covid-19.
“Marikita bersama-sama jaga, minimal bapak ibu sekalian menjaga kampung panjenengan(anda). Susah payah saya mengumpulkan uang-uang rupiah untuk membangun kotaini. Uang itu berasal dari pajak dan retribusi warga yang kami gunakan untukmembangun kota ini,” terang dia.
Berbagaiprogram Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang bertujuan untuk menyejahterakanmasyarakat, memang berasal dari uang hasil pajak rakyat. Salah satunyadimanfaatkan untuk program permakanan bagi lansia miskin serta anak yatim.Bahkan, pendidikan gratis bagi pelajar SD dan SMP di Surabaya juga berasal dariuang hasil pajak rakyat. “Semua itu adalah uang hasil pajak bapak ibu sekalianyang dibayarkan ke pemerintah,” ungkapnya.
Akan tetapi, apabila terjadi kekacauan di Surabaya yang berimbas pada tindakan anarkis, maka uang dari pajak rakyat itu pula yang kemudian digunakan untuk memperbaiki. Seperti tindakan anarkis saat aksi unjuk rasa pada Kamis (08/10) lalu, yang berdampak pada rusaknya beberapa fasilitas umum. “Karena itu mari kita bergandengan tangan, kita amankan kota ini. Tidak ada kebebasan mutlak dimanapun kita berada, karena di seluruh bumi ini itu butuh aturan,” tegas dia.

Olehsebab itu, Presiden UCLG Aspac ini meminta kepada kelompok yang menggelar aksidemonstrasi di Surabaya agar tetap menjaga ketertiban dan kondusifitas kota. Disisi lain, ia juga meminta agar mereka saling menghormati hak warga lain yangtidak ikut dalam aksi tersebut. Sebab, setiap warga negara juga memiliki hakyang sama untuk hidup dengan normal dan damai.
“Karenaitu saya berharap kepada para pendemo, tolong hormati kami, tolong hormati hakkami sebagai warga Surabaya. Kami punya hak untuk bisa berkehidupan normal.Kami punya hak untuk bisa hidup damai dengan keluarga,” pesan dia.
Berkacapada peristiwa sebelumnya, banyak anak-anak di bawah umur yang terlibat dalamaksi demonstrasi di Surabaya. Mereka pun akhirnya diamankan oleh aparatkepolisian karena turut serta berbuat anarkis. Padahal, anak-anak ini masihbelum mengerti apa tujuan dari aksi unjuk rasa tersebut.
Olehsebab itu, Wali Kota Risma meminta kepada setiap kelompok yang inginmenyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi agar tidak melibatkan anak dibawahumur. Ia juga meminta kepada para orang tua agar mengawasi kemana anak-anaknyapergi. “Setiap anak pasti suka kalau diajak bermain-main atau hura-hura, tapiitu melanggar UU perlindungan anak. Saya tidak terima anak-anak Surabayadihancurkan masa depannya karena mereka tidak mengerti,” jelas dia.
Saatini, Surabaya telah menjadi kota yang aman dan damai dengan berbagai sukubangsa yang ada. Jangan sampai kota para pejuang ini kemudian dirusak olehkelompok orang yang ingin membuat Surabaya rusuh. “Tolong jangan rusakSurabaya, jangan rusak masa depan anak-anak Surabaya,” tegasnya.
Akantetapi, apabila ada kelompok yang memang bertujuan untuk membuat rusuh diSurabaya, Wali Kota Risma dengan tegas menyatakan sikap untuk melawan. Ia tidakingin Surabaya yang sudah nyaman dan damai kemudian dirusak oleh kelompok orangyang mengatasnamakan kepentingan rakyat. “Saya percaya kita bisa pertahankankota ini tetap bagus, tetap nyaman, mari kita jaga Surabaya agar tetap bisadamai dan kondusif," tambahnya.
Halyang sama pula ditegaskan Kapolda Jatim, Irjen Pol M Fadil Imran. Pucukpimpinan di Mapolda Jatim ini memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepadaseluruh masyarakat Surabaya yang dengan tulus dan ikhlas bertekad menjagaSurabaya agar tetap damai. Bagi dia, hal ini penting, karena Deklarasi JogoSuroboyo Damai lahir sebagai bentuk kesadaran dan rasa kemuliaan bersama untukmenjaga Surabaya tetap kondusif.
"Surabayamerupakan kota yang strategis untuk Jatim. Surabaya adalah episentrum rodaekonomi. Kita tidak ingin Kota Surabaya dikotori dengan tindakan-tindakan yangtidak bertanggung jawab, tindakan yang merusak kota. Karena itu, saya ikutberterima kasih karena warga Surabaya berani menjaga kondusifitas kota agartetap indah, nyaman dan aman," kata Kapolda.
Kapoldapun berkaca pada aksi unjuk rasa yang terjadi Kamis, (08/10/2020) lalu. Darifakta di lapangan, terjadi tindakan-tindakan anarkis yang dilakukankelompok-kelompok tak bertanggungjawab. Dampaknya, banyak fasilitas umum yangrusak. Termasuk inventaris milik polri dan pemerintah. Kebebasan menyampaikanpendapat di muka umum disalahartikan oleh sebagian kelompok. "Bagi kelompok-kelompokyang memang niatnya datang melakukan tindakan anarkis, niatnya merusakmelakukan pembakaran, saya selaku Kapolda Jatim akan melakukan tindakan tegassesuai ketentuan hukum yang berlaku," tegas dia
Kapoldamenilai, bahwa saat ini Surabaya telah menjadi contoh penanganan pandemiCovid-19. Jangan sampai karena kerumunan dan berdampak pada tindakan anarkismeberakibat pada masifnya penularan Covid-19. Bagi dia, masih banyak cara yangdapat dilakukan dalam menyampaikan aspirasi. “Terima kasih kepada ibu wali kotadan komitmen ibu yang tetap semangat tidak pernah luntur walaupun jabatantinggal beberapa bulan lagi. Saya bangga menjadi warga Surabaya yang dipimpinoleh Bu Risma,” pungkasnya. (adv)