
BATU (Lenteratoday) – Pernyataan Presiden Prancis, Emanuel Macron juga memantik sikap dari Muslimat NU yang meminta supaya statement menyinggung ummat Islam itu dicabut. Hal itu dimasukkan dalam salah satu rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rekernas) dan Musywarah Kerja Nasional (Mukernas) di Batu yang disampaikan saat penutupan, Minggu (1/11/2020).
Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, dimana salah satu Rakernas dan Mukernas Muslimat NU ini terkait dengan pernyataan presiden Prancis. “Pertama ingin menyampaikan pesan dari Muslimat NU dari Rakernas dan Mukernas ini mendorong kepada semua pihak untuk membangun kehidupan yang damai penuh penghargaan yang satu dengan yang lain saling menghormati,” katanya, Minggu (1/11/2020).
Lebih lanjut, perempuan yang juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur ini mengatakan bahwa apa yang terbangun di antara para komunitas, pimpinan-pimpinan dunia harus berseiring dengan upaya membangun kehidupan yang damai, saling menghormati, saling menghargai, adil, dan penuh dengan pemahaman yang komprehensif.
“Maka Muslimat NU menyesalkan adanya statement Presiden Prancis yang sudah menyinggung perasaan umat Islam dan komunitas muslim dunia. Oleh karena itu dalam rekomendasi Rakernas ini muslimat NU mohon kepada Presiden Prancis untuk mencabut apa yang sudah disampaikan dan kemudian minta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia. Dan berikutnya Muslimat UN mendukung sikap resmi pemerintah Indonesia yang sudah disampaikan Presiden Jokowi kemarin kira kira begitu,” tandasnya.
Rekomendasi tersebut juga dibacakan oleh Panitia Daerah Rakernas dan Mukernas, Masruroh Wahid. Dalam rekomendasi itu menyatakan bahwa pernyataan Presiden Prancis, Emanuel Macron yang secara terbuka mengatakan Islam tengah mengalami krisis dan Islam adalah agama yang melegalisasi terorisme adalah hal yang tidak bisa diterima.
Untuk itu, Rakernas Muslimat NU mengajukan agar pernyataan tersebut dicabut dan meminta Presiden Emanuel Macron untuk meminta maaf kepada kaum muslimin dan muslimat seluruh dunia khususnya ummat Islam Indonesia yang jumlahnya paling besar di seluruh dunia.
“Kami yakin pernyataan yang bernada menghina tersebut tidak mewakili masyarakat Prancis yang memiliki peradaban yang tinggi. Kami menyesalkan pernyataan tersebut karena hal tersebut melukai dunia Islam dan tentu melukai Muslimat Nahdlatul Ulama dan bahkan nilai perdamaian antar ummat beragama,” tandasnya. (ufi)