
BLITAR (Lenteratoday) - Meskipun pelaksanaan Pilkada ada di tengah pandemi Covid-19, tapi tingkat partisipasi masyarakat (parmas) atau pemilih yang hadir pada Pilwali Kota Blitar Tahun 2020 meningkat dan melebihi target nasional, bahkan tertinggi se Jawa Timur.
Ketua KPU Kota Blitar, Choirul Umam mengatakan bahwa target nasional parmas atau tingkat kehadiran pemilih pada Pilkada serentak tahun 2020 ini sebesar 77,5 %. "Alhamdulillah di Pilwali Kota Blitar, meskipun belum resmi tapi dari hasil perhitungan sementara bisa mencapai target bahkan melebihi," ujar Umam.
Adapun sesuai hasil quickcount atau hitung cepat Desk Pilkada Kota Blitar, tingkat kehadiran pemilih pada Pilwali Tahun 2020 ini mencapai 79,2 % atau lebih tinggi 1,7 % dari target nasional 77,5 %. "Hasil resminya tetap menunggu rekapitulasi di tingkat PPK (kecamatan) dan tingkat kota," terangnya.
Meskipun awalnya KPU Kota Blitar mematok target tingkat parmas pada Pilwali Kota Blitar Tahun 2020 ini 80 %, namun hasilnya sudah mendekati dan di atas target nasional.
Umam mengungkapkan tingkat kehadiran pemilih Pilkada tahun ini terhitung paling tinggi, bila dibandingkan 3 Pilwali Kota Blitar sebelumnya. "Pada Pilwali Kota Blitar tahun 2005 tingkat kehadiran masyarakat 73,05 %, prosentase ini naik pada tahun 2010 menjadi 76,4 % dan pada 2015, menurun menjadi 70.81 %," ungkapnya.
Lebih lanjut Umam menjelaskan penyebab meningkatnya tingkat kehadiran masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya pada Pilwali Kota Blitar Tahun 2020 ini Karena sosialisasi secara masif, menarik, dan secara digital. "Kemudian pemutakhiran data yang seakurat mungkin dan persaingan calon yang ketat," jelas Umam.
Bahkan sesuai dari data KPU Jawa Timur, pada Pilkada serentak Tahun 2020 ini ada 5 daerah kabupaten/kota yang tingkat parmasnya melebihi target nasional yaitu Lamongan 77,6 %, Tuban 77,6 %, Mojokerto 78 %, Gresik 78,5 % dan Kota Blitar 79,2 % atau tertinggi di Jatim.
Kemudian ada 11 daerah lainnya di Jatim, yang tingkat parmasnya meningkat tapi belum memenuhi target nasional di antaranya Surabaya 53 %, Jember 58,5 %, Banyuwangi 64 %, Kabupaten Kediri 65,23 %, Kabupaten Blitar 66 %, Pacitan 66,6 %, Sidoarjo 71,7 %, Sumenep 74 %, Ponorogo 76,67 %, Situbondo 77 % dan Ngawi 77,36 %.
Umam menambahkan, tidak hanya KPU yang melakukan sosialisasi masif, tapi juga ada media melalui pemberitaan positif mengenai tahapan Pilwali. "Sehingga masyarakat semakin paham dan mengikuti jalannya tahapan melalui berita di media baik cetak, online maupun elektronik yaitu radio dan televisi," pungkasnya.(ais)