20 April 2025

Get In Touch

Tak Ada Solusi dari Bupati Faida, Sampah Diangkut dengan Biaya Mandiri

Sampah yang berserakan akibat mogok kerja truk sampah Rabu (6/1) mulai diangkut dengan biaya mandiri dari masyarakat
Sampah yang berserakan akibat mogok kerja truk sampah Rabu (6/1) mulai diangkut dengan biaya mandiri dari masyarakat

JEMBER (Lenteratoday)- Truk sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember akhirnya mengangkut sampah dengan biaya mandiri atau urunan warga tanpa campur tangan kebijakan Bupati Faida. DLH dan para sopir secara swadaya membeli solar dan langsung mengangkut sampah yang telah menumpuk selama 3 hari dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Seperti diketahui, sebelumnya puluhan truk sampah di Jember mogok kerja karena tiadanya biaya operasional bahan bakar. Puluhan truk diparkir di depan Pendopo Bupati dan Kantor Pemkab Jember.

Sopir truk pengangkut sampah yang bertugas di TPS Jl. Mastrip dan Jl. Karimata, Turjiono membenarkan hal tersebut. "Dana pembelian solar untuk operasional truk pengangkut sampah ini atas swadaya para petugas gerobak sampah di TPS-TPS seluruh wilayah Jember," kata Turjiono, Rabu (6/1/2021).

Menurutnya, selama truk pengangkut sampah berhenti beroperasi, para petugas gerobak sampah mendapat banyak komplain dari warga. Mengingat, sampah yang berada di TPS-TPS sudah menggunung dan menimbulkan bau tidak sedap. Bahkan di TPS Jl. Karimata, tumpukan sampah sampai memakan bahu jalan.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember, Arismaya Parahita tidak menyangka ada masyarakat yang peduli dengan proses pengangkutan sampah di Jember. Ini disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi C DPRD Jember. Ia menerangkan, pasca ketiadaan anggaran untuk membeli solar truk pengangkut sampah pada awal bulan ini, muncul gerakan swadaya di masyarakat menggalang dana untuk kebutuhan solar.

"Kami DLH Jember hanya berharap masyarakat menerapkan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) dalam pengelolaan sampah. Namun, masyarakat Jember justru melakukan hal di luar ekspektasi pihaknya. Bahkan, ada juga yang mengangkut sampah langsung sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)menggunakan gerobak motor. Operasinal truk juga biaya mandiri semua," kata Arismaya.

Dia menambahkan, selain bantuan dari masyarakat, selama seminggu ke depan pihaknya juga melakukan beragam cara untuk memenuhi kebutuhan solar. Sehingga ketika anggaran sudah cair, DLH Jember harus segera mengganti uang yang dipergunakan membeli solar tersebut. Namun ia enggan mengungkapkan sumber pinjaman itu. Ia berharap, masalah ini segera mendapatkan jalan keluar. Karena dalam seminggu, dibutuhkan sekitar Rp 40 juta untuk kebutuhan solar truk pengangkut sampah.

Dalam RDP ini, terungkap juga bahwa dalam sehari, ada 160 ton sampah rumah tangga yang diangkut ke TPA. Jumlah ini berasal dari 26 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang tersebar di seluruh wilayah Jember. 140 ton sampah ditumpuk ke TPA Pakusari dan sisanya dibawa ke TPA wilayah lain. Untuk mengangkut semua sampah itu, dibutuhkan solar sebanyak 482 liter dalam sehari. Sehingga jika ditotal, truk pengangkut sampah DLH Jember menghabiskan 14.412 liter solar dalam sebulan. (mok)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.