
SURABAYA (Lenteratoday) - Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, mendorong Pemkot agar segera meresmikan Jembatan Joyoboyo. Menurutnya, selain sebagai salah satu ikon kota pahlawan, jembatan tersebut bisa berfungsi sebagai pengurai kecamatan.
"Jembatan itu juga sebagai sarana rekreasi wisata bagi masyarakat surabaya dan luar kota. Sehingga, diharapkan pembangunannya bisa mengakomodir pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya, Selasa (16/2/2021).
Politisi Partai PKS tersebut menekankan, pembangunan jembatan tersebut bersifat multi years. Sejak 2019 sampai 2020 sudah mengalami beberapa adendum. Ketika Komisi C sidak di lapangan, pihak terkait menyampaikan bahwa pembangunan ditargetkan selesai tahun 2020.
"Jadi Desember 2020 kami memastikan selesai atau tidak, tapi ternyata masih belum selesai. Ada beberapa pihak terkait kami panggil dua kali ke Komisi C. Yang pertama kami panggil setelah sidak. Itu ada beberapa hal yang tidak sinkron terkait paparan anggaran. Kedua terkait dengan drainase masih belum lengkap. Padahal drainase ini, krusial ketika tidak dilakukan, akan terjadi banjir di sekitar daerah RSI," terangnya.
Dari agenda hearing yang dilakukan oleh Komisi C beberapa waktu yang lalu, bersama kontraktor, konsultan dan pihak pemkot, diketahui total nilai anggaran sendiri mencapai Rp 39 miliar. Aning juga menyebutkan, terjadi penambahan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2020, yang semula Rp 31 miliar menjadi Rp 32 miliar sudah lengkap dengan drainase
"Ternyata, dari paparan Bu Erna, setelah kami tanya banyak hal, memunculkan bahwa, di kawasan RSI masih rentan banjir ketika intensitas hujan tinggi, dan durasi lama. Sehingga harus ada ditambahkan pompa. Pompa ini yang saya konfirmasi ke pihak PU belum ada jawaban, sepertinya belum terpasang," papar Aning.
"Nilai kontrak Rp 39 miliar sebelumnya tidak termasuk dalam nilai kontrak khusus, penambahan pompa di kawasan RSI," imbuhnya.
Kemudian di tahun 2021, Komisi C memanggil lagi pihak terkait. Menurut Aning, mereka menyampaikan kalau sedang melakukan tahapan finishing. Serta sudah selesai secara keseluruhan.
"Saat sidak akhir 2020, kami tanyakan apakah ada adendum atau tidak. Mereka menyampaikan tidak ada perubahan. Mereka meyakinkan, sampai dengan selesai pengerjaan, sudah tidak ada lagi perubahan. Nah adendum ini terjadi 5 kali 2019 sampai 2020, terkait, perubahan perubahan yang muncul. Tadinya juga mencapai Rp 65 miliar. Lalu di LPSE turun menjadi sekitar Rp 40 miliar dan terakhir Rp 39 miliar. Sempat terjadi proses adendum banyak," jelasnya.
Untuk tahun 2021, Aning menuturkan, kondisi jembatan tinggal finishing pembersihan. Hal itu dikarenakan memang belum ada serah terima. Menurutnya, sepertinya pemkot belum ada dana untuk proses pembayaran.
Disinggung soal peresmian jembatan yang akan dilakukan oleh Whisnu atau Eri Cahyadi, Aning menilai, siapapun nanti yang meresmikan tergantung dari wali kota yang terpilih.
"Kami menghormati proses hukum yang berlaku terkait dengan pilkada ini. Sehingga, begitu pengujian dari ITS selesai, kami mendorong untuk segera diresmikan supaya bisa dimanfaatkan oleh warga surabaya," ucapnya.
"Kami berharap semua proses pembangunan juga berdampak pemberdayaan ekonomi, terhadap masyarakat sekitar jembatan joyoboyo. Juga TIJ beserta KBS. Memang kami belum melihat menuju arah kesana, terkait dengan penataan para umkm masyarakat di sekitar yang punya jenis usaha," jelasnya
Komisi C juga mengingatkan Pemkot betul betul memperhatikan warga sekitar. Keberadaan bangunan tersebut jangan sampai mematikan. Melainkan, memberdayakan.
"Setiap kali pembangunan selalu dilakukan kelayakan uji kekuatan agar harus menjamin keamanan dari pengguna jalan. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Terutama ketika dilewati kendaraan yang melebihi kapasitas. Itu harusnya dilakukan proses uji disana," tuturnya.
Aning berharap, jembatan ini bisa menjadi sarana rekreasi wisata bagi masyarakat. Diharapkan pembangunannya bisa mengakomodir pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Dari pihak pemkot juga menata keindahan taman, air mancur, dan kondisi jalan itu sendiri bisa dipakai masuk ke TIJ.
"Harus tertata supaya lebih indah, diatur jadi wahana rekreasi. Karena masyarakat menjadikan ini sebagai wahana kepuasan pemandangan, atau menjadikannya sebagai pusat rekreasi. Keamanan juga terjaga. Dari pihak dishub pengaturan lalu lintasnya bisa melewati terowongan yang sudah dikerjakan memudahkan masyarakat. Jangan sampai menambah beban masyarakat di kemudian," pungkasnya. (Ard/adv)