
MALANG (Lenteratoday) - Di Jawa Timur, daya tarik wisatawan terhadap Malang Raya terhitung sebesar 24%. Pada tahun 2020 sendiri terdapat penurunan jumlah wisatawan, jika dibandingkan dengan 2019 dengan jumlah 5.186.809 pengunjung, 2020 jumlah wisatawan turun drastis hingga 698.396 pengunjung saja dalam setahun.
Pendapatan daerah Malang Raya yang sebagian besar bergantung pada pariwisata, juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomian Malang Raya, mulai dari menyelenggarakan pameran hingga kerja-kerja sinergi antara 3 daerah yakni Malang Kota, Malang Kabupaten dan Kota Batu.
Dialog hingga kerjasama riil seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari diidam-idamkan mampu meningkatkan perekonomian daerah. Berbagai kebijakan dikeluarkan, agar proses mendulang laba lancar. Mulai dari menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Pandjaitan beserta para investor lokal ke Malang Raya, sampai pelonggaran kebijakan untuk berwisata.
Khofifah Indar Parawansa, orang nomor wahid se-Jawa Timur itu bahkan memberi restu Walikota Batu, Dewanti Rumpoko untuk memberikan dosis vaksinasi yang terbatas, pada pegawai pariwisata dan perhotelan. Padahal di Jawa Timur vaksinasi untuk lansia masih menyentuh angka 13.6% dari total 13.48 juta jiwa.
Di Kota Malang, wisatawan bahkan memiliki free pass untuk berkunjung dan melakukan aktivitas. Alasannya karena di area pariwisata ada petugas-petugas yang menjaga protokol kesehatan (Prokes) agar tetap diterapkan. "Di tempat-tempat wisata ada penanggung jawab prokes, sedangkan jika mudik tidak ada penanggung jawab pelaksanaan prokes," ujar Sutiaji setelah gelaran rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda).
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro digadang-gadang ampuh untuk tanggulangi wabah covid19. Namun data Dinas Kesehatan Jawa Timur masih menunjukkan adanya tren naik bahkan saat PPKM Micro sudah diterapkan. Ada 2.097 orang yang terkonfirmasi tengah dirawat di Rumah Sakit dan 10.469 jiwa yang meninggal akibat covid19.
Kegagapan Indonesia dalam menangani bencana masih bisa dilihat dari minimnya tracking, dan testing yang dilakukan pemerintah. Hingga saat ini masih belum ada kebijakan yang menyoal pariwisata. Pariwisata bahkan tidak masuk dalam prioritas pengamanan jelang libur lebaran 2021. (ree)
Pendapatan daerah Malang Raya yang sebagian besar bergantung pada pariwisata, juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomian Malang Raya, mulai dari menyelenggarakan pameran hingga kerja-kerja sinergi antara 3 daerah yakni Malang Kota, Malang Kabupaten dan Kota Batu.
Dialog hingga kerjasama riil seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari diidam-idamkan mampu meningkatkan perekonomian daerah. Berbagai kebijakan dikeluarkan, agar proses mendulang laba lancar. Mulai dari menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Pandjaitan beserta para investor lokal ke Malang Raya, sampai pelonggaran kebijakan untuk berwisata.
Khofifah Indar Parawansa, orang nomor wahid se-Jawa Timur itu bahkan memberi restu Walikota Batu, Dewanti Rumpoko untuk memberikan dosis vaksinasi yang terbatas, pada pegawai pariwisata dan perhotelan. Padahal di Jawa Timur vaksinasi untuk lansia masih menyentuh angka 13.6% dari total 13.48 juta jiwa.
Di Kota Malang, wisatawan bahkan memiliki free pass untuk berkunjung dan melakukan aktivitas. Alasannya karena di area pariwisata ada petugas-petugas yang menjaga protokol kesehatan (Prokes) agar tetap diterapkan. "Di tempat-tempat wisata ada penanggung jawab prokes, sedangkan jika mudik tidak ada penanggung jawab pelaksanaan prokes," ujar Sutiaji setelah gelaran rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda).
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro digadang-gadang ampuh untuk tanggulangi wabah covid19. Namun data Dinas Kesehatan Jawa Timur masih menunjukkan adanya tren naik bahkan saat PPKM Micro sudah diterapkan. Ada 2.097 orang yang terkonfirmasi tengah dirawat di Rumah Sakit dan 10.469 jiwa yang meninggal akibat covid19.
Kegagapan Indonesia dalam menangani bencana masih bisa dilihat dari minimnya tracking, dan testing yang dilakukan pemerintah. Hingga saat ini masih belum ada kebijakan yang menyoal pariwisata. Pariwisata bahkan tidak masuk dalam prioritas pengamanan jelang libur lebaran 2021. (ree)