
Surabaya – Kurir narkoba yang diduga merupakan kelas kakap darijaringan Malaysia-Madura berhasil ditangkap Satres Narkoba PolrestabesSurabaya. Tak tanggung-tanggung, Polrestabes berhasil menyita 25 kilogram sabudan 10 ribu butir pil ineks, Jumat (14/2/2020).
Kurir yang berhasil ditangkap itu diketahui bernama Aconk,asal Desa Jambu, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan. Awalnya, polisimendapatkan informasi adanya peredaran narkoba dan dari penyelidikan yangdilakukan mengarah ke salah satu kos di kawasan Jambangan. Subuh pagi hari,polisi menggerebek rumah kos itu dan berhasil menangkap Acong.
Saat itu juga, polisi berhasil mendapatkan barang bukti narkobajenis sabu seberat 12 kilogram. Tak hanya itu, polisi juga berhasil menemukan10 ribu butir pil inek yang dikemas dalam bungkus plastic berbagai ukuran.
Setelah penangkapan dan penggeledahan di Jambangan, polisi mengembangkankasus ini dan mengarah ke rumah Aconk di Desa Jambu, Kecamatan Burneh,Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura. Sekitar pukul 14.00 WIB, penggeledahan dirumah Aconk ini dibantu Satres Narkoba Polres Bangkalan dan hanya berlangsungsekitar 10 menit.
Dalam waktu yang cukup singkat itu, polisi mendapatkantemuan yang cukup mengejutkan, pasalnya dari rumah itu berhasil ditemukan 13kilogram narkoba jenis sabu yang dikemas rapi. Kemasan tersebut bertulisankanhuruf China. Belasan bungkus sabu itu ditemukan di dalam tiga tas besar. Semuabarang bukti itu langsung dibawa dan diamankan di Polrestabes Surabaya.
"Ini pengembangan tangkapan yang subuh tadi. Diamerupakan jaringan Malaysia-Madura," kata Kasat Narkoba PolrestabesSurabaya, AKBP Memo Ardian, Jumat (14/2/2020), seperti yang dilansir detik.com.
Setelah dari Bangkalan, polisi kembali menggeledah tempatkos pelaku di Jambangan, Surabaya. Dalam penggeledahan ini, polisi mendapatibeberapa bungkus kemasan kopi yang ternyata berisikan ineks. Selain itu, polisijuga mengamankan beberapa barang bukti lainnya seperti alat press plastik danbukti-bukti transfer uang.
Dari hasil pengungkapan tersebut, polisi terus berupayamelakukan pengembangan khususnya mengarah pada siapa yang menyusuh pelaku. Terlebihlagi, pelaku mengaku sudah beroperasi di Surabaya sekitar tiga bulan. (ist/ufi)