
BLITAR (Lenteratoday) - Aksi keprihatinan dan protes peternak ayam Blitar Raya, dengan membagikan ribuan paket telur ayam gratis dibubarkan polisi.
Aksi yang dilakukan oleh peternak ayam petelur Blitar Raya tersebut, semula akan digelar di depan Kantor Bupati Blitar di Kanigoro. Namun diluar dugaan, sejak jam 07.00 Wib warga yang datang ingin mendapatkan paket telur gratis membludak mencapai ribuan orang. Hingga menimbulkan kerumunan massa, padahal Kabupaten Blitar baru saja masuk level 1 PPKM pada 25 September 2021 lalu.
Kerumunan warga semakin banyak, hingga dilakukan penutupan dan pengalihan arus lalu lintas menuju Kantor Bupati Blitar di Kanigoro. Sekitar jam 09.00 Wib, pihak Polres Blitar langsung berkoordinasi dengan koordinator aksi, serta membubarkan kerumunan warga secara humanis.
Secara terpisah Kapolres Blitar, AKBP Aditya Panji Anom ketika dikonfirmasi adanya kerumunan warga yang ingin mendapatkan telur dan ayam gratis pada Aksi Keprihatinan Peternak Ayam Blitar Raya ini menyampaikan langsung minta koordinator aksi, agar segera membubarkan kegiatan. "Saya minta agar segera membubarkan dan dipatuhi, namun untuk mencairkan kerumunan massa perlu waktu. Bahkan kita juga melakukan pengalihan arus," tutur AKBP Aditya.
Ditanya mengenai izin dari kegiatan aksi ini, Kapolres yang baru menjabat beberapa minggu ini mengatakan aksi keprihatinan peternak terhadap mahalnya pakan dan rendahnya harga telur. Apakah akan memanggil penyelenggara aksi dengan adanya ribuan massa yang datang, perwira dengan melati dua di pundak ini menjawab kalau koordinator aksi cukup kooperatif. "Dengan cepat membubarkan kegiatan, serta meminta massa kembali ke rumahnya masing-masing," jawabnya.
Sementara itu Koordinator Aksi Peternak Ayam Blitar Raya, Yesi Yeni menyampaikan kalau membludaknya warga yang datang diluar dugaan, karena awalnya aksi keprihatinan ini hanya pembagian telur dan ayam gratis dan bazar telur. "Seperti apa yang sudah disampaikan melalui pengumuman di medsos, digelar mulai dari perbatasan Blitar-Kediri sampai depan Kantor Bupati Blitar di Kanigoro," kata Yesi.
Namun karena kondisinya seperti ini, ada kerumunan warga di depan Kantor Bupati Blitar hingga mengakibatkan kendaraan yang membawa paket telur dan ayam kesulitan menuju titik lokasi pembagian. "Akhirnya kami memutuskan untuk merubah titik aksi, menjadi 3 titik di depan Kantor DPRD Kabupaten Blitar, depan Pasar Kanigoro dan di Jalan Raya Tlogo," ujarnya.
Apa yang mendorong aksi peternak ayam Blitar Raya ini yaitu mahalnya harga pakan yakni jagung, serta rendahnya harga telur hingga para peternak harus merugi. "Dimana sejak PPKM harga telur terus merosot hingga titik terendah Rp 12.000 per kg, saat ini sudah mulai naik sekitar Rp 15.500 per kg. Sedangkan harga jual normal, agar peternak bisa menutup biaya operasional Rp. 23.000," ungkapnya.
Adapun paket telur yang rencananya akan dibagikan mencapai 5.000 paket, dimana setiap paket berisi 5-6 butir telur. Namun kemungkinan akan bertambah lagi, karena masih ada beberapa peternak yang akan langsung mengirim ke lokasi pembagian.
Dalam aksi ini Peternak Blitar Raya menyampaikan tuntutan, diantaranya terbitkan PERPRES lindungi peternak UMKM, stop budidaya unggas oleh integrator, stabilitas harga telur, melindungi peternak rkkyat dengan mendorong penyesuaian harga telur.
Selain di wilayah hukum Polres Blitar, aksi serupa juga digelar di wilayah hukum Polres Blitar Kota dan juga mengakibatkan kerumunan massa. Diantaranya di simpang 4 Mantenan Kecamatan Udanawu, simpang 3 Togogan Kecamatan Srengat, simpang 4 Togogan Kecamatan Srengat, simpang 4 Pasar Srengat, simpang 4 Poluhan, Kecamatan Srengat dan simpang 3 Hotel Herlingga Jaya Kota Blitar.
Namun dengan sigap jajaran Polres Blitatlr Kota melakukan koordinasi dengan panitia aksi, untuk mempercepat pembagian telur gratis dengan mengurangi durasi waktu sebagaimana yg direncanakan. Menerjunkan petugas pengamanan terbuka dan tertutup, untuk mengatur lalu lintas dan himbauan untuk segera meninggalkan lokasi kegiatan. Serta himbauan massa untuk tertib dan disiplin prokes, menghindari munculnya penyebaran Covid-19.(ais)