25 April 2025

Get In Touch

Aneka Pemicu Kasus Perceraian, Mulai Imbas Covid 19 Sampai Masalah Klasik Ekonomi

Suasana pendaftaran gugatan perceraian di Pengadilan Agama Jember.
Suasana pendaftaran gugatan perceraian di Pengadilan Agama Jember.

JEMBER (Lenteratoday) - Imbas dari pandemi covid19 ternyata memunculkan berbagai masalah ekonomi hingga ke dalam rumah tangga masyarakat. Berdasarkan data gugatan cerai di Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Jember menyebutkan, mayoritas gugatan cerai  diajukan oleh para Istri.

Dari gugatan tersebut, sudah ada 3.888 kasus sejak Januari hingga Agustus Tahun 2021. Dari kasus itu, hanya 1.053 kasus yang diajukan suami alias talak. Sedang 2.835 diajukan istri.

Kasus itu sebagian sudah diputuskan atau mempunyai kekuatan hukum tetap yakni untuk cerai talak sebanyak 987, sementara cerai gugat 2762. "Jadi yang diputus 3.749, sisanya 139 dalam proses. Faktor perceraian mayoritas masalah ekonomi di rumah tangga yang tidak stabil, seperti suami meninggalkan Istri atau seorang suami tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga," kata Humas Pengadilan Agama Jember, Nur Chozin, Selasa (28/9/2021).

Menurut perkiraannya, persoalan itu sebagian kasus tidak lepas dari adanya pandemi covid-19 hingga menyebabkan para suami juga bermasalah keuangannya. "Pandemi covid19 imbasnya besar sekali, jika para suami yang biasanya bekerja, kemudian diberhentikan dari pekerjaannya, jadi mempengaruhi kondisi ekonomi mereka hingga berujung gugatan cerai," ujarnya.

Di samping itu, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta gangguan orang ke tiga.

Diketahui kasus perceraian di Kabupaten Jember di Tahun 2021 terus meningkat dan  akhirnya banyak perempuan harus menyandang status janda baru. Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember merespon kondisi memprihatinkan tersebut.

Menurut Plt Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Suprihandoko, perempuan yang berstatus janda di Kabupaten Jember sebelumnya sebanyak 117 ribu. Namun sekarang bertambah menjadi 118 ribu orang.

"Data itu ada tambahan sekitar seribu janda dalam setahun ini, sampai dengan hari ini. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya perceraian, mulai dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga hingga tidak ada perencanaan berkeluarga yang jelas serta pandemi covid19," terang Suprihandoko. (mok)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.