
Surabaya - Maraknya isu kasus penculikan anak membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya harus sigap. Dalam mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Surabaya melalui Dinas Pendidikan, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) dan Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat saling bersinergi.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Surabaya, M Aries Hilmi mengatakan jika pihaknya telah melakukan antisipasi sejak November 2019 yang lalu. Himbauan tersebut dilakukan mulai dari Paud - SMP.
“Jadi kemarin kami menggandeng Polrestabes untuk memberi pelatihan cara mengenali gelagat-gelagat untuk mengetahui niat jahat,” ujarnya
Hal tersebut bertujuan untuk lebih berhati-hati apabila dijemput orang yang tidak biasanya. Pihak sekolah juga diminta untuk memahami hal tersebut. “Sebagai contoh gerbang sekolah tidak dibuka sebelum jam pulang. Kami minta penjaga sekolah siaga akan hal tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesejahteraan DP5A, Anton Andiono mengatakan pihaknya telah melakukan pembinaan keluarga balita dan remaja guna membangun kedekatan antara anak dan orang tua. Agar orang tua mengajarkan anaknya tidak menyendiri.
“Salah satunya dengan memberikan arahan dan pengertian pada anak terhadap area-area mana saja yang tidak boleh disentuh,” katanya.
Selain itu Kepala Bidang Perlindungan Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat, Eko Yudi mengatakan bahwasanya telah menerjukan tim satgas di masing - masing kelurahan untuk monitoring. Tak hanya itu pihaknya juga punya tim sosialisasi terkait penculikan anak.
“Tetap kalau ada hal-hal yang berbahaya langsung telepon 112. Kami akan terus berupaya meningkatkan pelayan,” ujarnya.
Anton menambahkan jika keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Pihaknya akan tetap siaga mengatisipasi adanya penculikan dengan bantuan orang tua.
“Memang hanya ada satu penjaga pada setiap sekolah. Tapi ini adalah tanggung jawab bersama tidak satu pihak. Nantinya juga kami akan mengupayakan CCTV untuk pemantuan,” pungkasnya. (ard)