
Madiun - Pemerintah Kota Madiun berencana menutup Pasar Hewan Pon, Kota Madiun. Lahan tersebut akan digunakan untuk lahan parkir bus wisata Pecel Land.
Walikota Madiun Maidi menandaskan, selama ini omset pasar hewan Pon cukup minim, termasuk pemasukan pada pemerintah. Selain itu ia menilai sebagian besar pedagang di pasar itu bukan pedagang lokal atau warga kota Madiun.
"Orang (Kota) Madiun tidak ada yang jual hewan di situ, orang Madiun beli sapi itu dari Ponorogo dan Dolopo juga sudah ada pasar Hewan Caruban, Maospati dan di Gurang Gareng," ungkapnya, Jumat, (28/2/2020).
Lebih lanjut rencana penutupan ini sudah berdasarkan kajian akademik dari pemerintah. Ia membeberkan jika pendapatan pemerintah dari pasar hewan tersebut hanya kisaran 500 hingga 600 ribu saja.
Jika diteruskan, lanjutnya, hal ini kurang efektif untuk pertumbuhan ekonomi kota. Rencannya pasar yang berlokasi di Jalan Tirta Raya diubah menjadi lahan parkir kendaraan bus, tempat wisata Pecel Land.
"Ini tidak efektif, karena tidak efektif, biar rame di Doloponya, di Gurang-Gareng nya, atau Mungkin di Karang Jatinya silahkan saja. April kita tutup," ungkap Maidi.
Mantan Sekda kota ini menambahkan sebelum mempunyai rencana penutupan, pihak Pemkot sebenarnya punya pertimbangan ide untuk memindahkan Pasar Pon ke daerah Tawang. Namun berdasarkan hasil kajian yang ia dapat hal itu tetap kurang efektif apa bila dilakukan pemindahan tempat.
"Rencana awal gitu, saya buat kajian. Rencannya pindah di Tawang tempatnya sudah kita siapkan anggarannya sudah kita siapkan harus studi dulu setelah kita studi akademik ternyata tidak lolos, ya tidak kami teruskan," tambahnya.
"Biaya operasionalnya tinggi sekali dan kelihatannya sepi, karena orang-orang dari luar kota masuk ke kota itu terlalu jauh. Tapi orang-orang kabupaten yang di sekitar Pagotan sana, Dolopo dan desa-desa peternakan lainnya ke situ kan dekat. Itulah pertimbangan-pertimbangan yang kami fikirikan. Yauda ditutup aja," tutupnya. (Sur)