Penanganan Titik Rawan Banjir Dikerjakan Bertahap, DPRD Surabaya: Pengawasan Perlu Libatkan Warga Setempat

SURABAYA (Lenteratoday) – Menanggapi rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terakit pembangunan saluran air untuk tanggulangi banjir, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, menekankan pentingnya pengawasan. Dikatakannya, warga setempat bisa dilibatkan untuk memantau pemasangan box culvert di 55 titik rawan genagan air tersebut.

Reni Astuti menyampaikan pembangunan saluran air sangat penting karena sudah memasuki masa musim hujan. “Banyak wilayah di Kota Surabaya ini yang masih  rawan banjir. Pemasangan box culvert ini menjadi salah satu solusi untuk mencegah banjir. Namun terpenting juga, pengerjaan ini harus sesuai dengan target dan aturan,” ucapnya, Senin (7/11/2022).

Tidak hanya pihak jajaran DPRD Kota Surabaya, Reni menyebutkan, masyarakat juga bisa turut melakukan pengawasan. “Artinya, masyarakat dapat melaporkan kondisi di daerah masing-masing, jangan sampai banjir ini hanya berpindah tempat,” terangnya.  Sosialisasi terkait proyek pembangunan saluran ini, menurut Reni, juga penting. Agar masyarakat sekitar mengetahui adanya proyek pembangunan saluruan tersebut di daerahnya masing-masing.

Ketua Komisi D ini menyebutkan, ada 117 titik rawan banjir di kota ini. Keseluruhan titik tersebut harus terselesaikan, namun dirinya memahami, langkah penyelesaian akan dilakukan bertahap. “Saat ini, pemerintah masih menyelesaikan di 55 titik, nantinya akan dievaluasi kembali, untuk penyelesaian selanjutnya,” tuturnya.  

Mengenai anggaran, Reni menjelaskan proyek penanganan banjir tahun 2022 ini telah dianggarkan Rp 541 miliar, termasuk untuk mengebut pengerjaan 55 titik saluran air ini. ”Anggaran penanganan banjir tersebut akan naik pada tahun 2023 menjadi Rp 867 miliar,” tuturnya. .

Sebelumnya, Reni telah meninjau lokasi pekerjaan saluran air di Jalan Pahlawan Surabaya dan Rumah Pompa Alun-Alun Contong. Dan kini tengah dilaksanakan pekerjaan saluran di Surabaya pusat dan Surabaya Selatan. (ADV)

Reporter : Endang Pergiwati | Editor: Widyawati