08 April 2025

Get In Touch

Pascaoperasi Pemisahan, Bayi Al Lewati Masa Kritik, dan As Jalani Observasi

Tim medis saat meninjau kondisi salah satu bayi pasca operasi pemisahan kembar siam, di Instalasi Terapi Intensif ICU RSSA Malang. (Dok. Humas RSSA Malang)
Tim medis saat meninjau kondisi salah satu bayi pasca operasi pemisahan kembar siam, di Instalasi Terapi Intensif ICU RSSA Malang. (Dok. Humas RSSA Malang)

MALANG (Lenteratoday) - Proses pemulihan pascaoperasi pemisahan bayi kembar siam, Al dan As yang dilakukan oleh tim medis Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, terus berlangsung dengan perkembangan yang positif.

Menurut Ketua Tim Kembar Siam, dr. Eko Sulistijono, Sp.A(K). Pasca operasi pemisahan, bayi Al telah berhasil melewati masa kritis dan rencananya, hari ini akan dipindahkan ke ruang perawatan. Sementara bayi As, sambungnya, masih harus menjalani observasi lebih lanjut di unit perawatan intensif (ICU).

"Insyaallah kalau kondisinya bagus, akan kita pindah ke ruang perawatan bersama ibunya. Keduanya sudah lepas alat bantu pernafasan sejak hari Minggu (13/8/2023). Dan bahkan sudah minum full susu formula, jadi mungkin 1-2 hari lagi akan kami coba untuk memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI)," ujar dr. Eko, ditemui saat konferensi pers bersama awak media, Selasa (15/8/2023).

Sebagai kasus bayi kembar siam yang pertama kali ditangani di Malang Raya. Eko menyebutkan bahwa kondisi kedua bayi tersebut telah menunjukkan beberapa pencapaian penting dalam proses pemulihan. "Kemarin juga sudah dicoba bonding dengan orang tuanya dan itu cukup menenangkan kondisi bayi. Kemudian untuk aspek sistem sirkulasi jantung itu dalam keadaan baik," tambahnya.

Sementara itu, salah satu tim dokter spesialis anestesi RSSA Malang, dr. Wiwi Wijaya, Sp.An, mengonfirmasi bahwa kondisi bayi Al dan As tetap stabil pasca operasi. Kendati demikian, sambungnya, terdapat beberapa observasi yang diperlukan untuk salah satu bayi, As.

"Yang As itu bagus, tapi ada faktor inflamasi atau trauma operasi. Ini yang harus kita tangani supaya tidak menjadi infeksi. Makanya, bayi As masih kita tinggal di ICU tapi secara umum lukanya sudah bagus. Butuh waktu paling sekitar 1-2 hari, asalkan faktor lain tidak menyertai. Nanti akan ada tim dokter yang mengevaluasi khusus," ungkap dr. Wijaya, ditemui dalam kesempatan yang sama.

(kiri-kanan) Ketua Tim Kembar Siam, dr. Eko Sulistijono, Sp.A(K), Direktur RSSA Malang, Dr. dr. M. Bachtiar Budianto, Sp. B(K) ONK, FINACS, FICS., dokter spesialis anestesi RSSA Malang, dr. Wiwi Wijaya, Sp.An, dan dokter spesialis bedah plastik RSSA Malang, Dr. dr. Herman Yosef, Sp.BP-RE(K). Dalam konferensi pers perkembangan pasca operasi kembar siam pertama kali di Malang Raya, Selasa (15/8/2023). (Santi/Lenteratoday)

Hal yang sama juga disampaikan oleh dokter spesialis bedah plastik RSSA Malang, Dr. dr. Herman Yosef, Sp.BP-RE(K). Pihaknya menambahkan bahwa perawatan luka di bekas pemisahan saat ini tengah dilakukan untuk kedua bayi. Menurutnya, proses observasi akan terus dilakukan untuk memastikan pemulihan luka berjalan dengan baik.

Dalam evaluasi lebih lanjut, Direktur RSSA Malang, Dr. dr. M. Bachtiar Budianto, Sp. B(K) ONK, FINACS, FICS, mengungkapkan bahwa kedua bayi tersebut akan terus dipantau saat dipindahkan ke ruangan. Usia bayi yang telah mencapai 11 bulan, menurutnya menjadi faktor penting dalam pemulihan keduanya.

Meskipun mengalami tantangan dalam tumbuh kembang selama 10 bulan terakhir. dr Bachtiar menyampaikan, keduanya telah menunjukkan kemajuan dalam fungsi pencernaan seperti kemampuan minum dan buang air besar.

"Interaksi antara bayi dan orang tua juga sudah. Ketika pasien sudah mulai lepas dari alat bantu pernafasan, maka orang tua sudah bisa ikut untuk merawat karena hal tersebut juga memberikan dampak positif bagi kedua bayi," tukas dr. Bachtiar.

Seperti yang telah disebutkan dalam pemberitaan sebelumnya. Kasus bayi kembar siam tersebut pertama terdeteksi pada saat sang Ibu (S) melakukan USG di 22 Agustus 2022. Selanjutnya, tim medis RSSA melakukan operasi caesar pada 15 September 2022. Setelah menunggu kondisi pasien optimal, operasi pemisahan atau separasi kembar siam tersebut, dilakukan pada Sabtu (12/8/2023) pada saat bayi akan menginjak 11 bulan. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.