21 April 2025

Get In Touch

Kerjasama dengan Belanda, Dinas PU SDA Jatim Kick Off Pengendalian Banjir Sungai Welang

Pejabat Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jatim bersama Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment melakukan kick off Meeting dan Workshop Welang Phase II.
Pejabat Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jatim bersama Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment melakukan kick off Meeting dan Workshop Welang Phase II.

SURABAYA (Lenteratoday) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jatim bersama Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment melakukan kick off Meeting dan Workshop Welang Phase II. Acara tersebut untuk memastikan bahwa penanganan dan pengendalian banjir di Sungai Welang Kabupaten Pasuruan akan segera dimulai.

Forum yang menggelorakan semangat mengendalikan banjir dengan paritispasi masyarakat ini mengundang lintas elemen. Bukan hanya pemerintah, namun juga perwakilan masyarakat di bantaran daerah aliran sungai Welang, dan juga dari para akademisi.

Team Leader Konsultan Witteveen Boos, Nuffic Neso AidEnvironment, Victor Coenen mengatakan bahwa rencananya ada beberapa hal yang akan dilakukan untuk penanganan dan pengendalian banjir dari mulai hulu sungai Welang, sisi tengah dan juga sisi hilir.

"Jadi kick off ini adalah awalan untuk menguatkan perencanaan pengendalian banjir di Sungai Welang. Karena, kita ingin penanganannya adalah dengan cara-cara berbasis alam dengan paritispasi kuat dari masyarakat," tegasnya seperti dalam rilis yang diterima Rabu (13/9/2023).

Opsi penanganan dengan berbasis alam ini sengaja dipilih agar pengendalian secara berkelanjutan. Seperti dengan melakukan replanting atau penanaman pohon di sepanjang bantaran sungai Welang, melakukan pemilahan dan pemisahan sampah dan sejumlah kegiatan lain.

Tidak hanya itu, pengendalian banjir juga dilakukan dengan pengalihan aliran sungai seperti membuat sudetan sungai Welang. Namun, hal ini masih akan dibahas dengan melibatkan masyarakat, komunitas, dan juga akademisi.

"Jadi masyarakat kita libatkan sejak perencanaan. Sehingga saat program ini berjalan mereka bisa memiliki tanggung jawab untuk ambil bagian dalam melakukan pengendalian banjir," tegas Victor.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan salah satu lokasi yang dijadikan sentra utama perhatian adalah kawasan Sidogiri Pasuruan. Sebab area tersebut menjadi lokasi terdampak banjir tahunan yang cukup banjir.

Dia juga menandaskan, dengan adanya paritispasi masyarakat dan juga tindakan nyata diharapkan juga ada perubahan habit atau kebiasaan dari masyarakat untuk menjaga sungai. "Persiapan ini kita targetkan satu bulan. Sehingga bulan depan sudah ada pilot project yang akan kita pilih untuk dilakukan bersama. Dan pilot ini kita targetkan bisa direplikasi di wilayah lain," tegasnya.

Victor mengatakan bahwa sejatinya kerjasama antara Belanda dalam Pemprov Jatim dalam pengendalian banjir ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun berakhir. Saat ini sudah memasuki tahap dua, ia optimis akan ada dampak yang kongkrit.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim, Baju Trihaksoro menegaskan bahwa dalam fase ini pengendalian banjir difokuskan untuk melibatkan masyarakat dan komunitas. Dan tidak difokuskan untuk penanganan yang bersifat penambahan infrastruktur.

Sedangkan untuk penambahan infrastruktur akan dilakukan di tahap selanjutnya. Sehingga saat ini yang dilakukan pengendalian banjir yang bersifat natural based atau yang berbasis alam. "Kalau project ini didanai full dari Belanda. Grand-nya mencapai Rp 4 miliar. Kita berharap akan ada pilot project yang bagus yang nantinya bisa direplikasi di daerah lain. Dan kuncinya di sini yang menjadi poin adalah partisipasi masyarakat," tegas Baju.

Dari Pemprov sendiri juga akan mengawal agar program ini bisa berlangsung sukses dan memberikan perubahan baik di kualitas daerah aliran sungai Welang bisa membaik dan tidak terjadi lagi banjir tahunan. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.