
KEDIRI (Lenteratoday) - Jembatan Brug Over den Brantas te Kediri atau lebih dikenal dengan jembatan Lama Kota Kediri, pada 18 Maret 2024 genap berusia 155 tahun. Ualang tahun jembatan peninggalan zaman Belanda itu diperingati dengan helatan Pepeling ke-155 Jembatan Lama Kota Kediri yang berlangsung dua hari, 18-19 Maret 2024.
Siaran pers Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri, Selasa (19/3/2024) menyebutkan helatan yang berlangsung di Taman Brantas dibuka, Senin (18/3/2024) dihadiri Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Kapolres Kediri Kota, Perwakilan Forkopimda serta berbagai komunitas mulai pemerhati budaya, sejarawan, kolektor keris, kalangan pelajar, dan lainnya.
Kepala Bappeda Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi saat memberikan sambutan memberikan apresiasi kepada seluruh komunitas yang tiap tahun rutin memperingati hari jadi Jembatan Lama. Apalagi tahun ini terselenggara lebih meriah dengan pameran keris.
"Semoga ke depan kita bisa melibatkan lebih banyak lembaga pendidikan karena ini bisa menjadi pendidikan karakter bagi anak-anak," ujarnya.
Lebih lanjut Chevy mengingatkan semua pihak untuk turut serta menjaga dan melestarikan Jembatan Lama sebagai cagar budaya. Tidak hanya sekedar nguri-nguri budaya namun juga memelihara.
Dalam hal ini, Pemerintah Kota Kediri juga telah berupaya menjaga dan merawat Jembatan Lama salah satunya dengan membatasi akses ke Jembatan Lama hanya untuk pejalan kaki dan becak.
"Jangan sampai Jembatan Lama yang memang kondisi sudah rawan apalagi jika terkena api. Maka dari itu, kita batasi akses ke Jembatan Lama hanya untuk para pejalan kaki dan kendaraan tanpa motor seperti becak dan sepeda," ungkapnya.
Ditemui usai kegiatan, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Provinsi Jawa Timur, Endah Budi Heryani mengatakan Jembatan Lama sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional sejak 2022.
Jembatan Lama merupakan Cagar Budaya kategori struktur satu-satunya di Jawa Timur sehingga ini harus betul-betul dijaga dan dirawat. "Alhamdulillah kami berterima kasih kepada masyarakat Kota Kediri yang ikut memelihara dan merawat Jembatan Lama dengan sukarela," terangnya.
Endah menambahkan Kediri merupakan kota yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Jika masyarakat menemukan adanya situs bersejarah, Endah menuturkan masyarakat bisa melaporkan ke aparat setempat atau melaporkan ke juru pelihara dan dinas kebudayaan di wilayahnya.
Sementara itu, peneliti Jembatan Lama sekaligus pegiat budaya Imam Mubarok mengatakan pada peringatan Jembatan Lama ke-155 ini pihaknya melibatkan anak muda agar mereka memiliki cita-cita ke depan untuk ikut ambil bagian dan ikut serta menjaga cagar budaya.
"Hari ini juga kita pamerkan foto-foto lama dan pemutaran film pendek tentang Jembatan Lama yang bisa menjadi pengingat untuk kita semua bagaimana awal jembatan ini di bangun," ujarnya.
Selain itu, yang tidak kalah menarik dari peringatan tersebut juga dipamerkan keris dari abad ke-8 sampai abad ke-19 dengan jumlah keris sebanyak 155 keris.
Dilanjutkan Imam, upaya pelestarian ini menjadi tanggungjawab bersama mengingat status Jembatan Lama saat ini sudah menjadi Cagar Budaya Nasional. "Semua berkewajiban menjaga, bukan hanya pemerintah daerah," ajaknya.
Alfi salah satu pengunjung asal Bandar mengaku tertarik dengan kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bisa dijadikan pengingat bagi kaum muda untuk turut peduli dan menjaga kelestarian Jembatan Lama.
"Sebagai masyarakat Kota Kediri kita patut bangga karena salah satu cagar budaya nasional ada di Kota Kediri. Selain itu kegiatan ini bisa menggugah kesadaran saya dan masyarakat Kota Kediri untuk lebih peduli dengan keberadaan Cagar Budaya," pungkasnya.
Rangkaian kegiatan peringatan Jembatan Lama ke-155 tersebut diisi dengan diskusi hitam putih jembatan lama sebagai cagar budaya nasional, pemutaran film sejarah Brug Over Den Brantas Te Kediri, pameran 155 keris dan ditutup dengan buka bersama. (*)
Reporter: Gatot Sunarko/rls | Editor : Lutfiyu Handi