
SURABAYA (Lenteratoday) -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan dua orang kiai dari NU menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu (14/8/2024).
Kedua kiai NU tersebut yakni Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar. Keduanya hadir di Kompleks Istana sekitar pukul 16.33 WIB.
Di saat yang sama, Presiden Jokowi sedang memberikan tanda jasa dan kehormatan kepada para tokoh nasional.
Wartawan mencoba bertanya mengenai agenda apa yang akan dibicarakan Gus Yahya dan kedua rekannya dengan Presiden Jokowi.
Namun, Gus Yahya enggan memberikan pernyataan.
"Nanti saja," ujar Yahya.
Wartawan juga sempat bertanya apakah Yahya akan melaporkan perihal konflik antara PBNU dengan PKB kepada Presiden. Namun, Gus Yahya juga tidak memberikan jawaban.
Sebelumnya, Gus Yahya mendapatkan mandat dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar untuk membenahi PKB.
Mandat itu diberikan KH Miftachul Akhyar kepada Gus Yahya di Pesantren Miftahussunnah Surabaya, Selasa (13/8/2024).
"Kebetulan hari ini saya berada di Surabaya dan dipanggil beliau (KH Miftahul Akhyar) untuk sowan. Beliau memberikan mandat ini," kata Gus Yahya kepada wartawan.
Setelah mendapatkan mandat dari Rais Aam PBNU, Gus Yahya mengaku akan segera menyusun rumusan-rumusannya.
"Nanti rumusan-rumusan akan dimatangkan," terangnya.
Dia menjelaskan, masalah antara PKB dan PBNU bukan hanya saat ini. Hubungan kurang baik dengan PKB menurutnya sudah terjadi sejak 15 tahun terakhir.
"Sebenarnya masalah ini sudah lama, hanya saja belum pernah dilakukan upaya-upaya yang serius dan masif," ujarnya (*)
Sumber: Kompas|Editor: Arifin BH