Mentan : Kabupaten Blitar Bisa Jadi Pionir Daerah Multi Komoditi dan Membackup Kepentingan Nasional

Blitar - Kabupaten Blitar bisa menjadi pionir daerah multi komoditi dan membackup kepentingan nasional terkait hasil komoditas pertanian dan peternakan.
Hal ini disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo usai menghadiri kegiatan Tanam Jagung Bersama di Lahan Kawasan Hutan Maliran Perhutani KPH Blitar di Desa Maliran, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Kamis (13/8/2020).
Dalam kegiatan tersebut, turut mendampingi Mentan ada Bupati Blitar Rijanto, anggota Komisi VII DPR RI Nurhadi dari Partai Nasdem Dapil Blitar, jajaran dirjen Kementrian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Jatim, Perhutani Jatim, Forkopimda, Muspika Ponggok, perwakilan Gapoktan, petani, peternak dan perbankan.
"Seperti disampaikan Pak Bupati, memastikan lahan-lahan pertanian dan peternakan telur dan sapi perah yang menghasilkan susu, bisa berkontribusi lebih maksimal di dalam suasana Covid-19 ini," tutur Syahrul, Kamis (13/8/2020) sore.
Lebih lanjut Syahrul menjelaskan tidak ada lagi lahan dan potensi pertanian yang tidak berenergi, tentu saja Blitar bisa menjadi pionir multi komoditi. "Dari satu kabupaten bisa menghasilkan sesuatu yang tidak hanya untuk daerah Blitar saja, tapi kita berharap Blitar bisa membakcup kepentingan-kepentingan secara nasional," jelas mantan Gubernur Sulsel ini.
Seperti yang dilakukan hari ini menanam jagung, hasilnya dipersiapkan untuk membackup peternakan diolah menjadi pakan ternak lebih banyak. "Hal lain juga seperti itu, telur yang dihasilkan tidak hanya sebuah telur tapi menjadi industri - industri tambahan agar harga telur pada saatnya tidak naik turun secara drastis," papar politisi Partai Nasdem ini.
Pada kesempatan ini Syahrul dalam sambutannya juga mengatakan senang dan bangga dengan potensi pertanian dan peternakan yang dimiliki Kabupaten Blitar. "Segala macam bentuk ketahanan pangan, untuk Jatim dan Indonesia energinya dari Blitar," kata Syahrul.
Syahrul menandaskan saat ini ketika menjabat Menteri Pertanian, bertanggung jawab atas 267 juta rakyat yang tidak boleh lapar karena pandemi Covid-19. "Kita sekarang berada pada era yang tidak biasa, yakni krisis dimensional berlapis-lapis," tandasnya.
Pendekatan kesehatan menerapkan protokol kesehatan, yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga. Termasuk terkena sinar matahari, serta makan makanan bergizi. Kalau kesehatan selesai, lalu dampak ekonomi yang sekarang minus 28%. "Maka menjadi tanggungjawab bersama, kelompok tani, peternak agar kedepan bisa lebih baik meskipun dalam kondisi Covid-19," terangnya.
Oleh karena itu Syahrul mendorong dibangunnya industri pakan ternak atau pengolahan telur sehingga bernilai ekonomis. Kalau sekarang diberikan total senilai Rp 16,23 miliar, bisa diberikan bantuan lebih besar lagi untuk mewujudkan industri pengolahan jagung dan telur.
"Silahkan Pak Bupati yang mengkoordinir, kita bicarakan lebih lanjut di Jakarta. Rp 100 miliar pun akan kita bantu, kalau memang serius dan bisa manage dengan baik," ungkap Syahrul sambil meminta dirjen dan staf mencatat rencana tersebut.
Adapun bantuan yang diserahkan diantaranya benih untuk belasan ribu hektar lahan, pupuk, puluhan alat pertanian, ratusan ekor ternak kambing dan sapi, serta ribuan bibit tanaman buah-buahan dan asuransi bagi petani - peternak.
Sementara itu Bupati Blitar, Rijanto usai acara mengaku akan menindaklanjuti motivasi dan semangat, serta solusi- solusi yang cukup strategis dari Mentan terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Blitar. "Termasuk tadi mengenai industri pengolahan pakan ternak, serta pengolahan telur," ujar Bupati Rijanto.
Ditambahkan Bupati Rijanto potensi pertanian, hortikultura dan peternakan di Kabupaten Blitar cukup besar. Termasuk peternak ayam petelur yang setiap harinya menghasilkan 1.200 ton telur, terbesar kedua setelah Jabodetabek.
"Serta adanya investor pengolahan susu PT Greenfileds dan Pabrik Gula PT RMI," imbuh orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini. (ais)