22 April 2025

Get In Touch

Pemindahan Ibu Kota ke Kalimatan Timur Menjadi Peluang Besar Buat Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memencet tombol tanda peluncuran m-banking Bank Jatim didampingi para direksi Bank Jatim saat HUT PT BPD Jatim ke 56.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memencet tombol tanda peluncuran m-banking Bank Jatim didampingi para direksi Bank Jatim saat HUT PT BPD Jatim ke 56.

Surabaya – Rencanaperpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dianggap sebagai peluang bagi JawaTimur. Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta pada PTBank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim atau Bank Jatim agar mampu menangkappeluang besar tersebut.

Dalam HUT PT BPD Jatim ke-59 di lantai 5 hall Bromo, GedungPusat Bank Jatim di Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Selasa (18/8/2020), Khofifahmenandaskan dengan pemindahan ibu kota tersebut maka secara de jure, ibu kota negaraada di Kalimantan Timur, tapi secara de facto ibu kotanya adalah Jatim. Hal iniberdasarkan fakta bawa 50 % atau 16 Provinsi di Indonesia Timur banyak dipanduoleh Provinsi Jatim. Dengan demikian, maka Jatim punya kesempatan besar untukmenjadi yang terdepan di Indonesia.

“Kondisi itu baik dari segi, suplai logistik pangan, suplaialat, dan obat bidang kesehatan, hingga komoditi lain banyak disupport dandipandu Provinsi  Jatim. Maka BPD Jatimharus mampu menangkap peluang besar itu. Harus mampu membuat jejaring danmensupport 16 Provinsi  sebagai marketyang luar biasa. Bayangkan jika Ibu Kota Indonesia sudah ke Kaltim," katanyadi hadapan para direksi Bank Jatim.

Khofifah menandaskan bahwa untuk menuju pada tujuan besartersebut, maka sinergi dan kolaborasi menjadi kebutuhan saat ini. Bahkan untukbisa menjadi yang terdepan atau lebih dari itu, BPD Jatim harus bekerja sebagaiSuperteam.

Selain itu, Bank Jatim juga harus mampu memberikan sentuhantangan dingin pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sebab, kata Khofifah, 54 %ekonomi Jatim digerakkan oleh UMKM.  “Sisirlahultra mikro, mikro, dan kecil. Karena faktanya, memang usaha ini menjadipendorong dan penggerak ekonomi Jatim. Ada 54 % PDRB Jatim disupport UMKM,”tegasnya.

Mantan Menteri Sosial ini menandaskan bahwa tantangan danpeluang ke depan akan berbeda. Untuk itu, UMKM sangat membutuhkan tangan dinginterutama BPD Jatim. Terlebih lagi saat ini hanya Himbara yang bisamembelanjakan modal untuk UMKM. “Bisa membantu dalam membuka modal, akses, dannilai tambah serta pasar,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, BPD Jatim juga meluncurkan produk barubernama Mobile Banking (m-banking). Peluncuran dilakukan oleh Gubernur Jatim Khofifahdidampingi Jajaran Dirut dengan menekan tombol. Khofifah menandaskan bahwa m-bankingBPD Jatim memilki fitur terbaru dan terbaik.

“Ini era memang era digital banking dan tadi salah satu yangdiluncurkan pada HUT ke 59 Bank Jatim Suprteam maka digital banking ini menjadimotor dari pengembangan inovasi Bank Jatim hari ini dan yang akan datang. Jadimobile banking kita tadi sudah saksikan diluncurkan sebagai bagian dari inovasiyang terus kembangkan kreativitas yang terus dikembangkan, pasar yang lazimdiluaskan, dan itu artinya bahwa Bank Jatim siap berkompetisi dengan BPD BPDlain di seluruh Indonesia,” tandas Khofifah.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Jatim Busrul Imanmengatakan bahwa fitur-fitur itu selain redesain atau tampilan juga penambahanbanyak fitur. Diantaranya baik yang terkait dengan penambahan fitur datatransaksi yang selama ini satu bulan menjadi bisa tiga bulan. Kemudian jugapengembangan system pembayaran yang lain termasuk data melalaui email.

“Dengan email data transaksi bisa terlihat, banyak fitur karena di era pandemic semacam ini mau tidak mau produk berbasis teknologi atau digital harus dikembangkan. Adanya phisycal distancing dan social distancing maka mau tidak mau produk berbasis digital itu mutlak dilakukan terus menerus,” pungkasnya. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.