26 April 2025

Get In Touch

Ruko Gudang Barang Pecah Belah dan Rumah Makan di Kota Malang Ludes Terbakar

Pemadaman di Gudang Barang Pecah Belah dan Tempat Makan di Kota Malang, Rabu (23/4/2025) malam. (foto:ist/dok.Pusdalops BPBD Kota Malang)
Pemadaman di Gudang Barang Pecah Belah dan Tempat Makan di Kota Malang, Rabu (23/4/2025) malam. (foto:ist/dok.Pusdalops BPBD Kota Malang)

MALANG (Lentera) - Kebakaran hebat meludeskan ruko di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang yang menjadi gudang berisi barang pecah belah milik Toko Santosa, sekaligus rumah makan Sio Kee Sio Bak 59 di lantai dua, Rabu (23/4/2025) malam.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno mengatakan kebakaran dilaporkan sekitar pukul 19.30 WIB, saat tim Unit Reaksi Cepat (URC) dan Damkar tiba di lokasi api sudah dalam kondisi membesar dan membakar gudang milik Toko Santosa.

"Kebakaran pertama kali dilaporkan ke Pusdalops BPBD lalu diteruskan ke tim URC, untuk pendampingan pemadaman bersama petugas Damkar Kota Malang. Saat sampai di lokasi, api sudah menjalar dari gudang ke lantai dua bangunan yang merupakan rumah makan," ujarnya, Kamis (24/4/2025).

Tidak hanya menyebabkan kerusakan pada bangunan, api juga melahap dua unit mobil L300 dan satu unit sepeda motor yang terparkir di sekitar area gudang. Pemadaman baru benar-benar tuntas sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, atau sekitar 5 jam kemudian.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, dampak kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Gudang Toko Santosa saat ini tidak bisa digunakan untuk sementara waktu, demikian pula rumah makan Sio Kee Sio Bak 59 di lantai dua yang mengalami kerusakan sedang.

Sementara itu, Kepala Operasional UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang, Anang Yuwono menyebut petugas sempat kesulitan mengakses sumber api karena pintu ruko dalam kondisi terkunci rapat. 

"Kami pertama datang bawa empat unit mobil pemadam, tapi karena api terus membesar ditambah unit dan juga minta bantuan dari DLH serta Damkar Kabupaten Malang," jelasnya.

Kondisi bangunan yang tertutup dan minim ventilasi, membuat proses pemadaman jauh lebih sulit. Diakui Anang, pintu harmonika yang terkunci membuat petugas membutuhkan waktu lebih lama untuk menjangkau pusat api.

"Setiap satu menit api bisa merambat satu meter, jadi saat kami belum bisa buka pintu rambatannya sudah cukup luas," ujar Anang.

Menurutnya selain akses yang sulit, faktor cuaca juga turut memperparah situasi. Angin kencang pada malam kejadian, membuat api lebih cepat menyebar. 

Sementara itu, penyebab pasti kebakaran masih belum dapat dipastikan. Dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik, mengingat bangunan dalam keadaan tertutup saat kebakaran terjadi.

"Kalau melihat dari kondisi dan waktu kejadian, kemungkinan dari arus listrik. Tapi ini masih kami dalami," tutur Anang.

Anang juga menyebutkan perkiraan luas area yang terbakar mencapai lebih dari 50 meter ke arah belakang dengan lebar sekitar 20 meter. Di lantai dasar bangunan, diketahui terdapat tumpukan barang pecah belah yang memperparah kerusakan, karena material mudah pecah dan mudah terbakar.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.