Unsur Budaya Lokal Ditonjolkan, Revitalisasi Kayutangan Heritage Bakal Gunakan APBD Kota Malang

MALANG (Lentera) - Rencana revitalisasi koridor Kayutangan Heritage akan menonjolokan konsep budaya lokal yang lebih kuat. Revitalisasi ini akan menggunakan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang dan diproyeksikan masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, mengungkapkan saat ini, revitalisasi tersebut masih berupa rencana alokasi anggaran dan akan dibahas lebih lanjut pada 2026. Ia menegaskan, penguatan konsep heritage menjadi fokus utama dalam perombakan kawasan tersebut.
"Rencana revitalisasi koridor Kayutangan Heritage itu masuk di RKPD 2026. Saya menyebutnya rencana alokasi anggaran yang akan dibahas di 2026, masih rencana karena belum tentu. Ini menindaklanjuti hasil CSR dari teman-teman Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) wilayah Malang," ujar Baihaqi, Minggu (27/4/2025).
Menurutnya, konsep revitalisasi akan dituangkan secara rinci melalui proses penyusunan Detail Engineering Design (DED). Baihaqi menyebut, saran dari Ketua DPRD Kota Malang untuk memperkuat konsep heritage sudah sejalan dengan rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
"Kami sepakat (dengan usulan Ketua DPRD). Karena memang konsepnya heritage, Kota Malang harus mengoptimalkan dan menunjukkan potensi lokal. Kota ini sudah bagus penataannya sejak zaman kolonial Belanda," katanya.
Menurut Baihaqi, banyaknya bangunan-bangunan bersejarah dan tata kota masa lalu merupakan aset berharga yang bisa menjadi daya tarik wisata. Oleh karena itu, konsep heritage dalam revitalisasi akan lebih ditonjolkan untuk menegaskan identitas Kota Malang di tengah persaingan destinasi wisata lainnya.
"Kalau bicara destinasi wisata, harus ada yang membedakan. Apa yang menjadi ikonik dari daerah kita? Kalau sama dengan daerah lain, kan kurang menarik. Jadi, budaya lokal, termasuk peninggalan gedung-gedung bersejarah, harus lebih ditonjolkan," tegas Baihaqi.
Diakuinya, kondisi eksisting koridor Kayutangan Heritage saat ini masih perlu penyempurnaan, terutama dalam hal penguatan nuansa ikon kota yang bersejarah. Termasuk dalam pengelolaan bisnis kuliner di sepanjang koridor, yang diharapkan lebih mengadopsi sentuhan budaya lokal.
"Bangunan-bangunan yang digunakan untuk menjual makanan dan minuman perlu sentuhan heritage, supaya nanti benar-benar membedakan dari daerah lain," katanya.
Lebih lanjut, mengenai pembiayaan, Baihaqi menyebut rencana revitalisasi sementara ini akan mengandalkan APBD Kota Malang. Meski demikian, secara teknis perincian anggaran masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.
"Sudah ada gambaran skema penganggarannya, tetapi detail teknisnya belum bisa saya sampaikan. Karena masih dalam proses rencana alokasi anggaran," ungkapnya.
Baihaqi menambahkan, meski terdapat preliminary design hasil CSR dari IAI Malang, desain tersebut masih perlu disempurnakan dan melibatkan berbagai perangkat daerah. Misalnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan berperan dalam penataan lampu taman, sedangkan Dinas Perhubungan (Dishub) bertanggung jawab atas pengaturan lalu lintas di kawasan itu.
Dirinya juga berharap, melalui revitalisasi berbasis budaya lokal ini, Kayutangan Heritage tidak hanya menjadi pusat keramaian. Tetapi juga simbol kuat identitas Kota Malang di kancah pariwisata nasional.
Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati