
SURABAYA – Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Steven Zulkifly, Sp.PD, menjelaskan bahwa hepatitis adalah kondisi peradangan pada organ hati dapat disebabkan oleh faktor infeksius maupun non-infeksius.
"Hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses peradangan pada hati. Penyebabnya berupa infeksi dan non infeksi," ujarnya.
Secara umum, hepatitis dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan virus penyebabnya, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Selain itu, infeksi dari cytomegalovirus, virus herpes, bahkan cacing hati juga dapat menyebabkan hepatitis.
"Virus hepatitis A, B, C, D, hingga E adalah penyebab infeksi yang paling sering. Ada pula cytomegalovirus dan virus herpes. Cacing hati juga bisa menyebabkan hepatitis. Kasus yang sering timbul di masyarakat adalah hepatitis A, B dan C," jelasnya.
Upaya pengendalian hepatitis terus dilakukan. Sejak 2017 hingga Juni 2024, tercatat lebih dari 11.689 pasien telah memulai terapi pengobatan hepatitis C. Namun demikian, hanya 8.364 orang menyelesaikan pengobatan, dan 3.139 di antaranya dinyatakan sembuh.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi, menyebutkan bahwa prevalensi hepatitis B di Indonesia mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir.
"Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan, prevalensi hepatitis B turun dari 7,1% pada 2013 menjadi 2,4% pada 2023," jelasnya.
Meski begitu, dr. Imran mengingatkan bahwa angka kasus hepatitis di Indonesia masih tergolong tinggi. Menurut laporan WHO, Indonesia menempati peringkat keempat di kawasan Asia Tenggara (South-East Asia Region/SEARO) dalam hal kejadian dan kematian akibat penyakit liver.
Cara Pencegahan Hepatitis Berdasarkan Jenisnya
Mencegah hepatitis memerlukan pendekatan berbeda tergantung pada jenis virus penyebabnya. Berikut beberapa langkah pencegahan yang disarankan:
• Hepatitis A
Penyebaran hepatitis A umumnya melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, mencuci tangan dengan sabun, serta mendapatkan vaksinasi hepatitis A.
• Hepatitis B
Virus hepatitis B menular melalui darah, cairan tubuh, atau dari ibu ke bayi saat persalinan. Pencegahan utamanya adalah melalui vaksinasi hepatitis B, penggunaan jarum suntik steril, hubungan seksual yang aman, serta skrining darah sebelum transfusi.
• Hepatitis C
Hepatitis C juga menular melalui darah, terutama akibat penggunaan jarum tidak steril. Pencegahan meliputi menghindari penggunaan jarum suntik bersama, memastikan prosedur medis dilakukan dengan alat steril, serta tidak berbagi alat pribadi seperti pisau cukur dan sikat gigi.
• Hepatitis D
Virus hepatitis D hanya menyerang individu yang telah terinfeksi hepatitis B. Oleh karena itu, vaksinasi hepatitis B juga secara tidak langsung melindungi dari hepatitis D.
• Hepatitis E
Hepatitis E ditularkan melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Pencegahannya serupa dengan hepatitis A, yaitu menjaga kebersihan makanan, minuman, dan lingkungan, terutama di daerah dengan sanitasi buruk.
Dengan memahami dan menjalankan langkah-langkah pencegahan sesuai jenis hepatitisnya, risiko penularan dapat ditekan secara signifikan. Masyarakat diimbau untuk terus menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta tidak ragu melakukan vaksinasi dan pemeriksaan dini sebagai upaya perlindungan diri.
Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber