02 May 2025

Get In Touch

6 Tanda Stroke yang Bisa Dilihat di Kaki, Apa Saja?

Kerusakan otak akibat stroke bisa menyebar dan menjadi masalah jangka panjang. Agar kualitas hidup penderita stroke dapat meningkat, maka diperlu
Kerusakan otak akibat stroke bisa menyebar dan menjadi masalah jangka panjang. Agar kualitas hidup penderita stroke dapat meningkat, maka diperlu

SURABAYA (Lentera) -Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau pembuluh darah pecah.

Kemudian, bagian otak penderita tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan terganggunya fungsi sel-sel otak.

Orang dengan stroke pada umumnya akan mengalami susah bergerak, berbicara, maupun melihat. Namun, gejala stroke juga dapat terjadi pada kaki penderita.

Lalu, apa saja tanda stroke yang bisa dilihat di kaki?

Gejala stroke pada kaki

Dilansir dari Optimise Health, berdasarkan penelitian terhadap 475.000 warga Australia yang dirawat di unit rehabilitas stroke, tiga perempatnya ditemukan memiliki masalah kaki dan tungkai. Mereka mengalami penyusutan otot, kleumpuhan, dan perubahan sensasi yang memengaruhi fungsi kaki dan tungkai.

Akibatnya, muncul beberapa tanda atau gejala sekunder pada kaki pasien stroke. Berikut adalah beberapa tanda stroke di kaki yang perlu diwaspadai: Baca juga: 5 Tanda Kerusakan Ginjal yang Bisa Dilihat di Kaki, Apa Saja?

1. Neuropati perifer

Neuropati perifer adalah hilangnya sensasi atau mati rasa pada kaki dan tungkai. Akibatnya, penderita bisa kehilangan kemampuan untuk merasakan permukaan tempat mereka berpijak.

Kondisi ini membuat mereka rentan mengalami cedera atau luka tanpa disadari. Jika tidak dirawat dengan baik, luka tersebut bisa berkembang menjadi infeksi serius bahkan borok kaki.

2. Foot drop (kaki terseret)

Kondisi ini terjadi ketika otot kaki kehilangan kekuatannya akibat stroke, sehingga jari-jari kaki cenderung menyeret ke tanah saat berjalan.

Dalam kondisi normal, otot akan bekerja menahan posisi kaki agar tetap sejajar dengan permukaan. Namun pada penderita stroke, kelemahan otot menyebabkan kaki tampak terseret saat melangkah.

3. Kelumpuhan spastik

Beberapa orang yang mengalami stroke bisa mengalami deformitas equinovarus, yaitu kondisi ketika kaki tertarik ke dalam karena kontraksi otot yang tidak disadari.

Akibatnya, bagian luar kaki yang seharusnya tidak menopang berat badan justru menjadi tumpuan utama. Ini membuat berjalan jadi sulit dan berisiko menimbulkan cedera. 

4. Kekakuan pada lutut dan pinggul

Stroke juga bisa mengganggu fleksibilitas sendi lutut dan pinggul. Tanpa kekuatan otot yang cukup, gerakan menekuk atau meluruskan kaki bisa terganggu.

Akibatnya, penderita mungkin mengubah cara berjalan sebagai bentuk kompensasi. Sayangnya, hal ini justru bisa menimbulkan masalah baru, seperti nyeri sendi atau postur tubuh yang tidak seimbang.

5. Kapalan, kalus, dan tumit pecah-pecah

Perubahan cara berjalan setelah stroke bisa menyebabkan tekanan berlebih pada area tertentu di kaki. Kondisi tersebut bisa memicu timbulnya kapalan, kalus, atau bahkan tumit yang pecah-pecah. Jika tidak dirawat dengan baik, kondisi ini bisa memicu rasa sakit dan memperburuk masalah berjalan.

6. Kelainan bentuk jari kaki

Gangguan berjalan yang berlangsung lama sebagaimana dikutip Kompas, juga dapat mengubah bentuk jari-jari kaki, seperti jari kaki palu atau jari kaki cakar. Selain itu, penderita stroke juga sering mengalami masalah kuku, seperti kuku kaki yang tumbuh ke dalam atau kuku yang menebal sehingga sulit dipotong.

Pertolongan pertama saat ada orang terkena stroke

Jika mendapati atau mengalami kondisi yang dicurigai sebagai tanda-tanda stroke, siapa saja sangat dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Dilansir dari Medical News Today, penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan otak lebih lanjut.

Salah satu cara paling mudah dan efektif untuk mengenali gejala stroke adalah dengan metode FAST, yaitu singkatan dari Face, Arms, Speech, Time.

Berikut panduan lengkapnya:

- F = Face (Wajah): Perhatikan apakah wajah tampak tidak simetris. Misalnya, salah satu sisi mulut terkulai atau senyumnya tampak miring.

- A = Arms (Lengan): Minta orang tersebut mengangkat kedua lengannya. Apakah salah satu lengan tidak bisa terangkat atau jatuh ke bawah?

- S = Speech (Berbicara): Dengarkan cara mereka berbicara. Apakah mereka bisa mengucapkan kalimat sederhana dengan jelas? Apakah bicaranya terdengar kacau atau tidak dimengerti?

- T = Time (Waktu): Jika semua gejala sudah mengarah pada kondisi stroke, segera hubungi ambulans (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.