JAKARTA (Lentera) - Setelah penantian yang cukup panjang, Huawei akhirnya meluncurkan dua ponsel lipat terbarunya ke pasar global: Huawei Mate XT Ultimate Design dan Huawei Mate X6. Kini, kedua perangkat tersebut telah resmi tersedia di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Meski teknologi layar lipat menjadi daya tarik utamanya, keunggulan Mate XT dan Mate X6 tidak hanya itu. Desain yang premium, kecanggihan kamera, dan performa yang tangguh menjadikan kedua smartphone ini dinilai mampu menetapkan standar baru di pasar ponsel lipat.
Huawei Mate XT hadir dengan desain lipat tiga, sementara Mate X6 menawarkan desain lipat dua yang lebih ringkas. Keduanya dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna yang berbeda, tetapi tetap mengutamakan kualitas dan kenyamanan.
Membuka Dimensi Baru dengan Huawei Mate XT Ultimate Design
Huawei Mate XT Ultimate Design jadi rilisan yang paling mencuri perhatian. Diperkenalkan pertama kali pada musim gugur 2024 di Tiongkok, ponsel ini menjadi ponsel lipat tiga komersial pertama di dunia.
Tidak hanya menghadirkan desain yang inovatif, Huawei juga berhasil menjaga ukuran perangkat tetap ramping dan ringan, setara dengan ponsel lipat dua. Hal ini jadi pencapaian tersendiri, mengingat kompleksitas teknologi lipat tiga yang digunakan.
Mate XT Ultimate Design mencatat rekor dengan layar lipat terbesar di dunia, berukuran 10,2 inci. Meski dimensinya luas, perangkat ini tetap tipis, hanya 3,6 mm saat dibuka penuh, menjadikannya sebagai layar lipat tertipis saat ini.
Materi layar yang digunakan juga tidak main-main. Huawei memperkuat layarnya dengan material fluida non-Newtonian dan kaca ultra-tipis (UTG) seluas 322 cm².
Kombinasi ini membentuk struktur komposit yang tangguh, memberikan ketahanan ganda terhadap benturan, goresan, maupun risiko terjatuh dalam penggunaan sehari-hari.
Huawei Mate X6: Awal Kemunculan Desain Ponsel Lipat yang Revolusioner
Untuk kategori ponsel lipat ganda, sebagian besar perangkat di pasaran kerap mendapat kritik karena bentuknya yang besar dan tampilan yang terlalu mekanis. Namun, seri terbaru Huawei Mate berhasil mempertahankan ciri khas desainnya yang tetap elegan dan berfokus pada estetika.
Huawei Mate X6 pertama kali diluncurkan dengan sambutan positif karena memperkenalkan arsitektur layar lipat yang telah berevolusi. Perangkat ini menggabungkan pelat layar dalam serat karbon (carbon fiber) sebagai lapisan pendukung, engsel multidimensi sebagai struktur utama, dan kunlun glasss generasi ke-2 yang kokoh sebagai pelindung layar luar.
Kombinasi material unggulan ini secara signifikan meningkatkan daya tahan, sekaligus menjaga bentuk perangkat tetap tipis dan ringan.
Rekayasa Engsel Canggih dan Rekor Fleksibilitas
Berkat sistem engsel presisi canggih, Huawei Mate XT Ultimate Design menjadi perangkat pertama yang dapat dilipat ke dalam dan ke luar, menghadirkan teknologi baru bernama Multiview.
Dengan berbagai konfigurasi layar, ponsel ini mendukung beragam aktivitas, mulai dari penggunaan horizontal dan vertikal, pengalaman menonton di layar lebar 10,2 inci, hingga tampilan layar terbagi yang efisien. Layar fleksibel ini memberikan kebebasan lebih dalam berinteraksi dan mengakses berbagai konten.
Sistem engsel trifol yang digunakan pun dirancang dengan baja berkekuatan ultra-tinggi. Material ini mampu menahan deformasi hingga 1900 MPa, serta menjaga daya tahan perangkat meski digunakan secara intens.
Pengalaman Multilayar Interaktif
Huawei Mate XT Ultimate Design tidak hanya menghadirkan perangkat keras yang inovatif, tapi juga pengoperasian perangkat lunak yang adaptif terhadap berbagai ukuran layar.
Layar besar ponsel ini dapat digunakan dalam tiga mode: layar tunggal, ganda, dan tiga layar. Baik saat menerima panggilan, menonton film, hingga menyelesaikan tugas kerja, pengguna bisa berpindah mode dengan mulus sesuai kebutuhan.
Misalnya, saat menonton film di mode layar ganda lalu membuka layar tambahan untuk membaca ulasan daring, perangkat secara otomatis menyesuaikan tata letak dan aplikasi yang digunakan.
Huawei Mate X6 juga dilengkapi fitur Live Multitask yang memungkinkan pengguna menjalankan hingga tiga aplikasi sekaligus dalam tampilan layar terpisah. Pengguna bisa membuka tiga jendela dalam satu layar atau berpindah antar aplikasi hanya dengan menggeser ujung jari.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber
