19 June 2025

Get In Touch

Minyak Biji, Komponen Penting Pola Makan Sehat

Ilustrasi minyak biji-bijian (Foto: Getty Images.)
Ilustrasi minyak biji-bijian (Foto: Getty Images.)

SURABAYA (Lentera) - Penelitian mengungkapkan bahwa minyak yang berasal dari biji-bijian dapat memberikan manfaat kesehatan apabila dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang seimbang.

Dalam publikasi kesehatan Verywell Health pada Selasa (17/6/2025), disebutkan bahwa sebuah studi terbaru menemukan hubungan antara asam linoleat—jenis lemak tak jenuh ganda omega-6 yang terdapat dalam minyak biji-bijian—dengan penurunan peradangan serta risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

Studi yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition menunjukkan bahwa kadar asam linoleat yang lebih tinggi berkaitan dengan lebih sedikit biomarker peradangan dan risiko diabetes yang lebih rendah.

Penelitian yang mencakup pengukuran tinggi dan berat badan, kadar asam lemak tak jenuh ganda omega-6, asam linoleat, insulin, dan glukosa dalam darah ini melibatkan 1.894 orang dewasa.

Akademisi di Indiana University School of Public Health-Bloomington sekaligus kepala ilmuwan di Midwest Biomedical Research Kevin C. Maki, PhD selaku penulis utama studi menyampaikan bahwa hasil penelitian ini bertentangan dengan narasi daring bahwa minyak dari biji-bijian bersifat pro-inflamasi dan bisa memicu obesitas.

Maki mengatakan, bukti-bukti menunjukkan bahwa minyak dari biji-bijian tidak berbahaya dan secara keseluruhan mengonsumsi makanan yang kaya asam linoleat seperti minyak dari biji-bijian bisa mendatangkan manfaat bagi kesehatan.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa asam linoleat mendukung kesehatan jantung dan dapat mengurangi risiko kematian dini.

Studi baru yang lain menunjukkan bahwa orang yang mengganti sekitar 10 gram mentega dengan minyak nabati seperti kanola, kedelai, atau minyak zaitun setiap hari memiliki risiko 17 persen lebih rendah meninggal karena kanker.

American Heart Association juga mencatat bahwa asam lemak omega-6, seperti asam linoleat, dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

Minyak biji-bijian yang umum dikonsumsi antara lain minyak jagung, minyak kanola, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak biji anggur, dan minyak kacang tanah.

"Banyak orang mengatakan minyak biji-bijian bersifat inflamasi. Pernyataan sederhana itu tidak benar," kata Grace A. Derocha, seorang ahli diet terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, kepada Verywell.

Ia mengatakan bahwa minyak biji-bijian dalam jumlah moderat bisa dijadikan sebagai bagian pola makan yang seimbang.

"Asam linoleat bukanlah musuh. Cobalah menggunakan minyak biji-bijian secara tepat dengan cara yang dapat mendukung kesehatan jantung Anda," kata Derocha.

Apa itu Minyak Biji?

Minyak biji adalah minyak yang diekstrak dari biji tanaman seperti jagung , kedelai, dan kanola. 

Minyak biji diperoleh melalui ekstraksi mekanis atau kimia. Ekstraksi mekanis melibatkan penghancuran biji untuk mendapatkan minyaknya. Ekstraksi kimia melibatkan penggunaan pelarut, seperti heksana, untuk mengekstrak minyak dari biji.

Setelah diekstraksi, sebagian besar minyak sayur mengalami proses penyulingan, termasuk pemutihan dan penghilangan bau. Minyak tersebut terkena suhu tinggi untuk menghasilkan produk akhir yang warna dan rasanya netral serta tidak mudah rusak. Inilah sebabnya mengapa minyak biji yang dimurnikan dikenal sebagai minyak "RBD", yang merupakan singkatan dari refined, bleached, and deodorized.

Kandungan Lemak Omega-6 yang Tinggi

Minyak biji-bijian kaya akan lemak omega-6 yang diperlukan untuk fungsi, pertumbuhan, dan perkembangan otak. Meskipun tubuh Anda membutuhkan lemak omega-6 dan omega-3, kebanyakan orang mengonsumsi terlalu banyak lemak omega-6 dan terlalu sedikit lemak omega-3.

Makanan rata-rata di AS mengandung hingga 20 kali lebih banyak asam lemak omega-6 daripada omega-3.

Meskipun tidak ada konsensus tentang rasio omega-6 dan omega-3 yang ideal, para ahli meyakini rasionya harus antara 1:1 dan 4:1 untuk kesehatan yang optimal.

Mengonsumsi makanan yang terlalu tinggi omega-6 dan terlalu rendah omega-3 meningkatkan peradangan dan dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi kesehatan, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Kebanyakan orang dapat memperoleh manfaat dari meningkatkan asupan makanan tinggi lemak omega-3, seperti makanan laut, dan mengurangi asupan makanan kaya omega-6, seperti minyak biji-bijian. 

Senyawa Berbahaya

Minyak biji-bijian sangat halus dan rentan terhadap oksidasi pada suhu tinggi. Minyak ini umumnya digunakan untuk menggoreng tetapi mengandung banyak lemak tak jenuh ganda, yang tidak stabil pada suhu tinggi dan rentan terhadap oksidasi. Oksidasi terjadi ketika lemak terurai dan membentuk senyawa berbahaya seperti lemak trans dan radikal bebas .

Radikal bebas sangat reaktif dan dapat merusak sel serta meningkatkan peradangan. Lemak trans terbukti berdampak negatif terhadap kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Satu penelitian menemukan bahwa memanaskan minyak kanola secara berulang meningkatkan jumlah lemak trans dalam minyak hingga 233%.

Minyak biji-bijian yang dipanaskan berulang kali, seperti yang digunakan untuk menggoreng makanan seperti kentang goreng, sangat rentan terhadap oksidasi. Mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak biji-bijian secara teratur dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung dan kanker.

Proses pemurnian yang digunakan untuk membuat minyak biji menghilangkan senyawa bermanfaat, seperti antioksidan polifenol dan vitamin E, sehingga membuatnya kurang bergizi dibandingkan minyak mentah seperti minyak zaitun yang diperas dingin.

Manfaat Minyak Biji-bijian

Meskipun konsumsi minyak biji-bijian secara berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan, tidak ada alasan untuk menghindarinya sepenuhnya. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak biji-bijian tertentu dapat memberikan beberapa manfaat. 

Terjangkau

Minyak biji-bijian harganya terjangkau, itulah sebabnya minyak ini sering digunakan dalam produksi makanan komersial dan restoran. Orang-orang dengan anggaran terbatas mungkin lebih suka menggunakan minyak biji-bijian daripada lemak yang lebih mahal seperti minyak zaitun dan minyak alpukat .

Kandungan Vitamin E yang Tinggi

Minyak biji-bijian merupakan sumber nutrisi penting, seperti vitamin E. Satu sendok makan minyak kanola menyediakan 2,42 miligram vitamin E, yang merupakan 16% dari Nilai Harian (DV). Satu porsi minyak bunga matahari yang sama menyediakan 37% dari DV.

Vitamin E merupakan antioksidan yang melindungi dari kerusakan sel dengan menetralkan senyawa reaktif yang disebut radikal bebas. Vitamin E juga penting untuk kekebalan tubuh, pembekuan darah, dan proses tubuh lainnya. 

Kebanyakan orang di AS tidak mendapatkan cukup vitamin E melalui makanan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 90% pria dan 96% wanita di AS tidak mengonsumsi cukup vitamin E.

Penelitian menunjukkan bahwa hingga 32% vitamin E dihilangkan dari minyak biji selama proses penyulingan. Memilih minyak yang tidak dimurnikan, seperti minyak bunga matahari yang diperas dingin, dapat mengurangi hilangnya nutrisi ini.

Sumber Antioksidan

Minyak sayur yang tidak dimurnikan mengandung antioksidan lain, seperti karotenoid dan senyawa fenolik. Senyawa ini dapat melindungi dari kerusakan sel yang dapat menyebabkan penyakit.

Sebuah penelitian menemukan bahwa mengganti mentega dengan minyak kanola, minyak jagung, atau minyak zaitun dikaitkan dengan lebih rendahnya angka kematian akibat penyakit jantung dan kematian akibat penyakit lainnya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak biji-bijian tertentu mungkin menawarkan manfaat lain, seperti melindungi dari obesitas. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya bagaimana mengonsumsi minyak sayur memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Titik Asap Tinggi

Banyak minyak biji-bijian yang memiliki titik asap tinggi, yaitu suhu saat minyak mulai berasap. Minyak kanola memiliki titik asap sekitar 400 derajat Fahrenheit (204 derajat Celsius), menjadikannya pilihan yang baik untuk memasak dengan suhu tinggi.

Perlu diingat bahwa memanaskan minyak biji secara berulang, seperti pada penggorengan, dapat menyebabkan terbentuknya senyawa berbahaya seperti lemak trans dan radikal bebas.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.