30 June 2025

Get In Touch

Meski Belum Ada Kasus Covid-19 di Kota Malang, Dinkes Imbau Warga Tetap Waspada

Plh Kepala Dinkes Kota Malang, Rina Istarowati. (Santi/Lentera)
Plh Kepala Dinkes Kota Malang, Rina Istarowati. (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang memastikan belum ditemukan kasus Covid-19 di wilayahnya hingga akhir Juni 2025 ini. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada dan disiplin menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Malang, Rina Istarowati, memastikan hingga pekan terakhir Juni 2025, pihaknya belum menerima laporan kasus Covid-19 dari fasilitas kesehatan di Kota Malang.

"Tidak ada. Artinya, belum ada laporan yang kami terima terkait temuannya," ujar Rina, dikonfirmasi melalui sambungan selular, Sabtu (28/6/2025).

Untuk diketahui, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat adanya 179 kasus positif Covid-19 secara nasional pada minggu ke-24 tahun 2025.

Namun demikian, menurutnya hingga saat ini, Dinkes Kota Malang belum memberlakukan pembatasan aktivitas di ruang publik, termasuk di terminal dan stasiun. Akan tetapi, pengawasan dan imbauan protokol kesehatan tetap dijalankan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya temuan kasus.

"Belum dilakukan pengetatan keluar masuknya orang di area terminal ataupun stasiun. Sampai dengan sekarang kami masih mengacu ke SE Menkes dan SE Wali Kota tentang kewaspadaan Covid-19," jelasnya.

Dalam surat edaran tersebut, Dinkes Kota Malang menekankan pentingnya penerapan PHBS di masyarakat. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, serta memakai masker bagi masyarakat yang menderita flu atau batuk, maupun saat berada di tempat keramaian.

Selain itu, Rina juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. Terlebih jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan memiliki riwayat kontak dengan orang yang berisiko.

"Kalau memang dirasa ada gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko, itu segera ke fasilitas kesehatan," tegas Rina.

Sementara itu, dalam pemberitaan sebelumnya, pakar paru dari Universitas Brawijaya (UB), dr. Rezki Tantular, Sp.P, menanggapi kekhawatiran publik terhadap kembali meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia, seperti Thailand, Singapura, dan Hong Kong.

Rezki menegaskan, peningkatan kasus tersebut bukan disebabkan oleh varian baru, melainkan sub-varian dari Omicron yang memang telah lama beredar di masyarakat.

"Apakah variannya baru? Jawabannya adalah tidak. Yang saat ini beredar adalah sub-varian dari Omicron, bukan varian baru," ujar Rezki saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Menurut Rezki, siklus naik-turunnya kasus merupakan hal yang wajar dalam dinamika penyebaran virus, dan masyarakat tidak perlu panik selama tetap menjaga protokol kesehatan.

"Virus itu tidak akan pernah hilang sepenuhnya, tapi masyarakat tidak perlu panik. Yang terpenting adalah tetap menjaga kewaspadaan dan kesehatan," pungkasnya.


Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.