
BATU (Lentera) - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu setidaknya membutuhkan anggaran Rp13 miliar, untuk menjalankan Program Beasiswa 1.000 Sarjana secara penuh.
Program ini diproyeksikan baru berjalan optimal pada tahun 2026 mendatang, tahun ini program tersebut baru menjangkau 200 penerima karena keterbatasan alokasi APBD 2025.
"Tahun depan baru bisa dipenuhi 1.000 penerima, karena di tahun 2025 ini, ketika berjalan pertama kalinya, APBD kan sudah ditetapkan. Kalau targetnya, di 2025 sebanyak 200 penerima dan itu sudah tercapai," ujar Kepala Dinas pendidikan (Dindik) Kota Batu, M Chori, Selasa (26/8/2025).
Chori menjelaskan, perhitungan kebutuhan dana untuk merealisasikan program penuh pada 2026 mencapai Rp13 miliar. Estimasi itu, menurutnya dihitung dari rata-rata uang kuliah tunggal (UKT) mahasiswa sebesar Rp6,5 juta per semester.
"Kalau dari hitung-hitungan kami, itu rata-rata UKT Rp6,5 juta per semester. Nah kalau setahun kan berarti dibutuhkan Rp13 miliar," katanya.
Pada tahun ini, Pemkot Batu baru mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,5 miliar dari APBD untuk pelaksanaan program Beasiswa 1.000 Sarjana. Dana tersebut diperkuat dengan tambahan Rp325 juta dari program tanggung jawab sosial perusahaan (TSP) salah satu perbankan.
Meski kuota terbatas, Chori menyebut animo masyarakat untuk mendaftar cukup tinggi. Dari target 200 penerima, jumlah pendaftar mencapai 284 orang. Namun setelab dilakukan verifikasi, sebanyak 214 orang dinyatakan memenuhi syarat.
"Pendaftar tetap kami terima. Kalau anggaran masih cukup, akan diprioritaskan tahun ini. Namun apabila tidak mencukupi, tetap akan dipenuhi pada tahun depan," jelas Chori.
Terkait syarat penerima, Chori menegaskan peserta wajib berstatus warga Kota Batu. Selain itu, mahasiswa harus menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri (PTN) atau perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki akreditasi minimal.
Selain dua syarat tersebut, Chori mengatakan, calon penerima manfaat juga wajib memiliki prestasi akademik dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,25. Atau memiliki prestasi non-akademik di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.
"Keluarga tidak mampu juga tetap menjadi prioritas. Kalau untuk universitas yang sudah bekerja sama ada 11 kampus di Malang Raya dan juga ada di Surabaya," tambahnya.
Lebih lanjut, Chori menyebut program Beasiswa 1.000 Sarjana tidak hanya menyasar mahasiswa berprestasi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi penghafal Al-Quran. Bahkan, program ini juga terbuka bagi pelaku UMKM, penggiat koperasi, dan perangkat desa melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Chori optimistis program yang digagas oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman-Heli Suyanto, ini akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang bisa berkontribusi besar pada pembangunan Kota Batu. "Dengan SDM yang semakin baik, daya saing daerah mampu meningkat. Yang paling penting anak-anak asal Kota Batu bisa membangun daerahnya," tuturnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais