11 November 2025

Get In Touch

Jenis Spatula Ini Paling Berisiko Ganggu Kesehatan Menurut Ahli Biomedik

Jenis Spatula Ini Paling Berisiko Ganggu Kesehatan Menurut Ahli Biomedik

SURABAYA  ( Lentera ) -  Menurut Benedikta Diah Saraswati, ahli biomedik dari IPB University, tidak semua bahan spatula aman untuk digunakan, terutama karena alat ini selalu bersentuhan langsung dengan suhu tinggi saat memasak.

“Bahan spatula perlu diperhatikan karena saat terkena panas, beberapa jenis dapat melepaskan senyawa berbahaya yang berisiko mencemari makanan,” jelas Diah, dikutip dari laman resmi IPB.

 

Diah mengungkapkan, spatula berbahan plastik merupakan jenis yang paling berisiko terhadap kesehatan. Saat digunakan pada suhu tinggi, bahan plastik bisa meleleh atau mengalami kerusakan struktur kimia, sehingga berpotensi mengontaminasi makanan yang sedang dimasak.

 

“Ikatan kimia dalam polimer dapat terurai dan melepaskan senyawa berbahaya ke makanan,” ujarnya.

 

Beberapa senyawa berbahaya yang mungkin terlepas antara lain Bisphenol A (BPA), ftalat, formaldehida, dan amina aromatik.

 

Senyawa-senyawa tersebut diketahui bisa mengganggu sistem hormon, menghambat kesuburan, meningkatkan resistensi insulin, hingga meningkatkan risiko kanker.

 

Lebih jauh, Diah menambahkan bahwa saat spatula plastik meleleh, polimernya bisa menghasilkan zat kecil seperti styrene, ethylene, dan propylene, zat yang bersifat neurotoksik (merusak saraf) dan hepatotoksik (merusak hati).

 

Selain itu, gesekan antara spatula dan wajan panas juga dapat melepaskan mikroplastik ke dalam makanan. Ketika tertelan, partikel ini bisa masuk ke aliran darah dan menumpuk di jaringan tubuh, memicu stres oksidatif dan peradangan kronis.

 

Bahan yang Lebih Aman

Sebagai alternatif, Diah menyarankan penggunaan spatula berbahan silikon food-grade, karena bahan ini lebih stabil terhadap panas dan tidak mudah bereaksi dengan bahan makanan.

 

“Silikon tersusun dari rantai silika yang stabil secara kimia, tahan panas hingga sekitar 250°C, dan tidak mengandung BPA, ftalat, maupun PVC. Karena sifatnya inert, silikon tidak mudah bereaksi dengan minyak atau asam makanan,” jelasnya.

 

Untuk hasil terbaik, pilih silikon jenis platinum-cured silicone atau silikon murni yang memiliki ketahanan lebih baik terhadap panas tinggi. Selain silikon, spatula kayu dan bambu alami juga bisa menjadi pilihan karena bersifat antimikroba dan membantu mencegah pertumbuhan bakteri.

 

Selain memperhatikan bahan, Diah menekankan pentingnya menyesuaikan  penggunaan spatula dengan jenis masakan dan peralatan dapur.

 

Gunakan spatula silikon untuk wajan non-stick (antilengket). Kemudian, spatula kayu untuk memasak pada suhu sedang.

 

Sementara spatula stainless steel untuk suhu tinggi, namun hindari penggunaannya pada wajan antilengket agar tidak merusak lapisan pelindungnya.

 

Ia juga menyarankan agar konsumen selalu memilih produk berlabel “BPA-free,” “Phthalate-free,” atau “Platinum-cured silicone”.

 

Sebagai panduan tambahan, ada cara mudah untuk membedakan silikon murni dan silikon campuran plastik.

 

“Coba tekuk spatula silikon. Jika muncul warna putih atau retak, berarti ada campuran plastik di dalamnya. Silikon murni tidak akan berubah warna,” pungkas Diah.(wid,ist/dya)

 

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.