SURABAYA (Lentera) -Program Studi Visual Communication Design (VCD) Universitas Ciputra (UC) Surabaya menggelar pameran Monospace, dengan tema Recognition atau pengakuan.
Tema ini dipilih sebagai upaya meluruskan persepsi keliru masyarakat tentang dunia desain, khususnya desain komunikasi visual.
Head of VCD UC, Christian Anggrianto, mengatakan, masih banyak anggapan di masyarakat bahwa desain adalah pekerjaan yang mudah dan tidak membutuhkan pendidikan formal.
“Melalui pameran ini kami ingin membetulkan persepsi yang salah tentang desain,” kata Christian usai pembukaan pameran, Jumat (21/11/2025).
Christian menambahkan, profesi desainer seharusnya memiliki posisi yang dihargai dan dihormati, bukan sekadar pelengkap. Untuk menjawab kebutuhan industri kreatif yang terus berkembang, VCD UC terus berevolusi melalui kurikulum dengan empat fokus utama (desain, teknologi, masyarakat, dan entrepreneurship.
Kurikulum ini didasarkan pada kebijakan ekosistem pentahelix, yaitu kolaborasi lima unsur: institusi pendidikan, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.
Kolaborasi tersebut diwujudkan dalam karya mahasiswa yang dirancang untuk digunakan secara nyata oleh industri, komunitas, maupun pemerintah. Beberapa di antaranya bahkan sudah dikomersialkan dan ditampilkan dalam bentuk booth pada pameran.
Sementara itu, Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Pertama, Yanuar Arief, memberikan apresiasi kepada VCD UC atas penerapan ekosistem pentahelix dalam proses pembelajaran.
“Menarik sekali bagaimana VCD telah berhasil menggandeng dunia industri, kampus rekanan, komunitas, media, bahkan berkolaborasi dengan pemerintah,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tujuan pameran yang dinilai relevan dengan kebutuhan industri kreatif saat ini.
Diketahui, pameran yang berlangsung selama tiga hari mulai 21-23 November 2025 di Ciputra World Surabaya ini menghadirkan lebih dari 30 karya mahasiswa dari semester 1 hingga semester 6.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH
