JERITAN itu tak hanya dari para kepala daerah, tapi juga langsung dari para warga korban bencana di Pulau Sumatera. Mereka kompak mengungkapkan belum menerima bantuan apapun. Bahkan, Relawan Pemuda Gayo-Banda Aceh mengatakan hingga kini tak ada kiriman sebutir beras pun. Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky mengungkapkan hal yang sama. Masih banyak warga Aceh Timur yang belum mendapatkan bantuan, baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Ditegaskan, warganya membutuhkan kerja nyata yang konkret, bukan sekadar retorika normatif yang turun lewat SK. Tangis juga datang dari Bupati Aceh Utara, Ismail A Jalil. Dikatakan, banjir yang merendam kabupaten itu selama 12 hari lebih dahsyat dibanding tsunami 2024. Ia mengkritik pejabat pusat yang menyatakan seolah-olah wilayah terdampak banjir sudah bisa diakses ke semua titik dan tidak ada istilah daerah terisolasi. Dari sisi kerusakan, tsunami meratakan tiga kabupaten/kota, banjir kali ini menghilangkan 18 wilayah. Di sisi lain, Menko PMK Pratikno meminta maaf jika penanganan bencana banjir hingga longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) terdapat kekurangan. Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto, Pratikno mengatakan pemerintah akan berupaya maksimal menangani bencana. BACA BERITA LENGKAP, KLIK DISINI https://lenteratoday.com/upload/Epaper/04122025.pdf




.jpg)
.jpg)