23 April 2025

Get In Touch

DPRD Jatim Pesimistis Target Partisipasi Pemilih Pilkada Bakal Terpenuhi

Anggota Komisi A DPRD Jatim, Muzammil Syafi'i
Anggota Komisi A DPRD Jatim, Muzammil Syafi'i

Surabaya - Anggota Komisi A DPRD Jatim, Muzammil Syafi’i merasa pesimistis target partisipasi pemilih sebanyak 77% pada Pilkada serentak bakal terpenuhi. Hal ini tidak lepas pelaksanaan Pilkada yang masih dalam pandemi Covid-19.

“Nomor 1, karena sekarang ini sosialisasi itu hanya lewat daring, untuk tatap muka itu sangat kecil sekali. Keduanya, masing-masing pasangan calon ini juga akan mengalami hal yang sama juga (kesulitan sosialisasi). Yang ketiga, masyarakat juga merasa takut bila nanti hadir (ke TPS) itu nanti kena sakit dan sebagianya,” tandas politisi dari Partai Nasdem ini.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, sangat memungkinkan banyakmasyarakat yang tidak hadir ke TPS. Dengan kondisi seperti ini, maka yangterpenting adalah strategi dari penyelenggara untuk mensosialisasikan Pilkada.  Kemudian tergantung juga dari peran parapeserta dan timnya untuk bisa menggerakkan seluruh potensi terutama konstituennyaagar mau memilih dengan datang ke TPS.

Untuk itu, lanjutnya, strategi yang bisa diterapkan adalahdengan mengoptimalkan sarana medsos, seperti facebook, tweeter, Instagram,YouTube, dan lainnya. Yang penting adalah banyak melakukan sosialisasi lewat daringdan melibatkan banyak orang.

“Masyarakat diyakinkan bahwa pelaksanaan ini (Pilkada) sudah sesuai dengan protokol kesehatan. Yang nomor satu, para petugas memakai APD yang memadai. Yang kedua, sistem pencoblosan yang bisa mengakibatkan orang tidak berkumpul, misalnya dibuat per jam atau sesuai dengan waktu untuk memilih, sehingga orang-orang yang datang ke tempat itu (TPS) yakin tidak akan tertular dengan orang lain," katanya.

Kemudian, lanjut Muzammil, yang ketiga, supaya alat-alat yang dipergunakan itu sesuai dengan protokol kesehatan. Dia menandaskan kondisi ini harus diyakinkan pada masyarakat, dimana akan dilakukan oleh KPU, sehingga tidak perlu ada rasa takut untuk mengikuti prosesi atau tahapan pelaksanaan Pilkada.

Disatu sisi, lanjut Muzammil, penyelenggara Pilkada juga sudah mengambil langkah dengan menambah jumlah TPS yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pemilih pada tiap TPSnya. “Sekarang dari 500 (pemilih tiap TPS) jadi 300 (pemilih), konsekuensi TPS makin banyak, biaya yang dibutuhkan makin besar,” katanya lagi.

Melihat waktu yang semakin dekat dengan pelaksanaan Pilkada serentak, maka Muzammil meminta pada penyelenggara untuk lebih giat melakukan sosialisasi. Termasuk adalah sosialisasi agar tetap patuh pada protokol kesehatan. “Yang terpenting, kita sama-sama mengikuti protokol kesehatan, baik itu pelaksana, petugas KPU, Bawaslu, lembaga independen yang lain dan peserta itu harus mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya. (ufi)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.