
LUMAJANG (Lenteratoday) - Jutaan kubik endapan material pasir yang memenuhi di sungai aliran lahar Gunung Semeru mengancam bahaya sekunder, berupa banjir lahar ketika kawasan lereng diguyur hujan lebat. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring intens kondisi gunung untuk mengurangi risiko fatal.
Untuk menunjang kemampuan dalam pendeteksian ancaman banjir lahar kini relawan dari beberapa unsur mulai memasang 4 kamera pengawas di wilayah lereng. Satu unit kamera sedang proses pemasangan di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Sedangkan 3 unit lain dipasang di bibir Sungai Curah Kobokan dan Kajar Kuning. Tentu saja, kamera pengawas ini diharapkan bisa mendukung Early Warning System (EWS) yang dimiliki pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur.
Salah seorang relawan SAR Surabaya, Wisnu mengatakan kepada Lentera Today, Senin (10/1/2022), semua unit kamera dapat berputar moving 360 derajat. Semua kamera bisa memantau sampai sejauh 5 kilometer.
"Relawan-relawan lokal yang merupakan penduduk dari beberapa desa di sepanjang kanal lahar Besuk Kobokan akan dilengkapi dengan perangkat handy talky (HT) agar informasi pemantauan Semeru bisa tersampaikan dengan cepat dan luas," Wisnu.
Ia memastikan, semua unit kamera akan bisa menyala selama 24 jam. Kamera tidak dikhawatirkan mati sebab kelistrikanya menggunakan panel surya.
"Jadi harapannya relawan bisa memantau Semeru secara real time. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi banjir lahar bisa langsung memberikan peringatan ke masyarakat," ujarnya.
Wisnu juga menyebut, jika semua kamera pengawas telah selesai dipasang, pihaknya akan terus mengupgrade teknologinya. Rencananya, kamera pengawas ini akan dilengkapi fasilitas monitoring berbasis aplikasi handphone. Sehingga, semua masyarakat bisa memantau Gunung Semeru terkini secara langsung.
"Pelan tapi pasti EWS ini akan terus diperbarui. Nantinya, semua masyarakat bisa cek kondisi Semeru dimanapun dan kapanpun," pungkasnya.
Reporter : Sahlan Kurniawan
Editor : Endang Pergiwati