24 April 2025

Get In Touch

Jadikan Pakan Ternak, Wali Kota Abu Bakar Idamkan Kota Tanpa Sampah

Walikota Abu Bakar saat menanyakan polusi bau kepada warga sekitar kandang kambing di Kelurahan Ngronggo, yang diberi pakan dari proses fermentasi sampah.
Walikota Abu Bakar saat menanyakan polusi bau kepada warga sekitar kandang kambing di Kelurahan Ngronggo, yang diberi pakan dari proses fermentasi sampah.

KEDIRI (Lenteratoday) - Persoalan sampah di Kota Kediri berusaha diurai dengan berbagai terobosan yang mudah diaplikasikan. Salah satu solusi yang juga bisa mensejahterakan masyarakat yaitu menjadikan sampah sebagai bahan makanan ternak.

Saat ini setiap hari volume sampah mencapai, 140-150 ton dengan jumlah penduduk sekitar 300 ribu orang yang jika tidak dikelola harus dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA), sementara lahannya kian terasa menyempit akibat volume sampah terus bertambah. Sampah organik daun kering pepohonan juga menjadi beban TPA jika tidak terkelola.

"Hari ini saya menyaksikan sendiri, ternyata sampah daun bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak. Bagusnya lagi ternak yang makan daun difermentasi ini tidak bau sama sekali, sudah saya cek kotorannya juga tidak bau," ujar Wali kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat meninjau langsung peternakan kambing Usaha Bersama Sumber Rejeki, Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (3/2/2022).

"Ada bahan tertentu yang dicampurkan dalam proses fermentasi, salah satunya prebiotik. Ini butuh teknik tertentu, dan tentunya lebih hemat karena ini sampah kan ibaratnya tidak beli, hanya butuh mengumpulkan dan transportasi," jelas Abdullah Abu Bakar.

Dia menambahkan, bila demikian peternak akhirnya juga tidak perlu lagi mencari rumput yang kadang musim kemarau sangat susah dicari.

"Di perkotaan itu membuang sampah daun itu juga sulit, makanya ini ditampung dan diubah menjadi pakan. Sisa-sisa sayuran dari pasar grosir juga ternyata bisa dibuat biskuit untuk makanan kelinci, bahkan sudah dijual ke marketplace, tentunya inovasi ini patut kita apresiasi," puji Wali kota Kediri.

Wali kota juga mengecek rumah warga yang berdempetan dengan kandang kambing untuk menguji polusi bau. Ia mendapati mereka sama sekali tidak terganggu. "Biasanya kan kandang kambing, apalagi dengan skala yang besar baunya luar biasa dan mendapat protes masyarakat. Di sini tidak terjadi, nah ini artinya peternakan yang biasanya identik dengan desa itu bisa diaplikasikan di perkotaan dengan permukiman padat penduduk," pujinya.

Yulis, 30, ibu rumah tangga yang kebetulan rumahnya bergandengan dengan kandang mengamini pernyataan wali kota. "Kami tenang saja di rumah karena tidak ada bau sama sekali, orangtua saya yang sudah sepuh juga tidak terganggu dengan bau," kata Yulis sambil menggendong bayinya.

"Bahan pakan ternak ini adalah sisa-sisa limbah organik contohnya daun kering yang tidak digunakan masyarakat ditampung di sini. Termasuk jika ada penebangan pohon dari DLKHP dari pada susah buang saya tampung di sini. Setelah kering diolah lalu difermentasi,” papar Edy Santosa, ketua Kelompok Ternak Sumber Rejeki yang mendampingi wali kota dalam kunjungannya..

“Jadi daun-daun itu dicacah dulu lalu dicampur dengan bahan lainnya seperti molase dan probiotik. Itu dicampur lalu ditaruh wadah tong yang kedap udara untuk proses fermentasinya. Setelah 3 hari sudah bisa diberikan kepada hewan ternak," tambah Edy Santosa.

"Ini menjadi bukti Kota Kediri ini smart city, untuk bidang smart environment pengelolaan peternakan ini contohnya. Kami menargetkan kelak Kota Kediri menjadi zero waste city (kota tanpa samapah,red)," harap Abdullah Abu Bakar menutup kunjungannya yang didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kepala Bagian Pemerintahan, Camat Kota, dan Lurah Ngronggo. (*)

Reporter: Gatot Sunarko

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.