
SURABAYA (Lentera) - Para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Islam Tarbiyatul Athfal di Pulau Sapudi, Sumenep, Jawa Timur, akhirnya bisa menghafal Al-Quran dengan mushaf yang layak. Hal ini karena penyaluran bantuan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ) Taman Zakat yang memulai program syiar Al-Quran di pulau-pulau kecil di sekitar Madura.
Pulau Sapudi, yang terletak di ujung timur Madura, menjadi titik awal program ini karena keterbatasan akses pendidikan dan fasilitas yang dimiliki masyarakatnya.
Ponpes Al Islam Tarbiyatul Athfal yang berdiri sejak tahun 1960 ini selama ini membina santri-santri dengan kondisi ekonomi pra-sejahtera.
Namun, semangat mereka untuk menghafal Al-Quran tidak pernah padam, meski harus menggunakan mushaf yang sudah lusuh, sobek, bahkan warisan turun-temurun antar generasi.
“Awalnya, ada yang menjapri akun Taman Zakat dan menyampaikan kondisi darurat mushaf di pondok tersebut. Sebagian besar Al-Quran sudah tidak layak pakai,” jelas Ziyad, General Manager Taman Zakat, Kamis (8/5/2025).
Menanggapi hal itu, Taman Zakat langsung menyalurkan bantuan mushaf Al-Quran yang layak untuk para santri.
“Kami datang dan melihat sendiri. Santri-santri tersenyum bahagia karena akhirnya bisa memiliki Al-Quran sendiri. Tidak perlu lagi rebutan atau khawatir halamannya copot,” lanjut Ziyad.
Penyaluran tahap awal ini menjadi pintu masuk bagi Taman Zakat untuk mengenal lebih jauh kondisi pendidikan Al-Quran di Pulau Sapudi dan sekitarnya.
“Spiritnya adalah syiar Al-Quran. Program ini tidak hanya sebatas mushaf, ke depan kami ingin mendukung guru, alat tulis, beasiswa santri, hingga pembangunan fasilitas lembaga pendidikan Al-Quran,” jelasnya.
Pimpinan Ponpes, Ustaz Cholilurrahman, menyambut baik bantuan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa selama ini para santri terpaksa menggunakan mushaf yang sudah sangat tua.
“Alhamdulillah, sekarang anak-anak bisa lebih semangat menghafal. Ini seperti energi baru bagi mereka,” ujarnya.
Ziyad menegaskan, Taman Zakat akan terus mengevaluasi dan memantau setiap tahap penyaluran.
“Kami ingin tahu apa saja yang benar-benar dibutuhkan. Support harus bertahap, dan kami terbuka untuk masyarakat yang ingin ikut berkontribusi,” katanya.
Selain di Pulau Sapudi, Taman Zakat juga menyasar daerah lain seperti wilayah pegunungan di Situbondo yang selama ini luput dari perhatian karena akses yang sulit.
Ziyad berharap kehadiran Taman Zakat bisa mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan Al-Quran.
“Biasanya kami masuk lewat satu program dulu, seperti mushaf ini. Tapi dari situ kami akan analisis lebih jauh kebutuhan masyarakat. Pintu masuknya adalah Al-Quran,” pungkasnya.(*)
Reporter : Lutfi
Editor : Lutfiyu Handi