25 April 2025

Get In Touch

Lima Maba Unej Masih Usia 16 Tahun, Ini Cerita Suksesnya

Pelantikan Maba Universitas Jember Tahun 2021.
Pelantikan Maba Universitas Jember Tahun 2021.

JEMBER (Lenteratoday) - Tahun akademik 2021/2022, Universitas Jember (Unej) menerima 7.644 mahasiswa baru, mereka terdiri dari 7.062 mahasiswa jenjang sarjana, dan 582 mahasiswa jenjang diploma. Dari sekian ribu mahasiswa baru ini, ternyata ada lima mahasiswa baru yang usianya masih 16 tahunan.

Mereka adalah Paramitha Kartika Dewi dari Program Studi Pendidikan Biologi dan Putri Mulya Anggraini dari Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). M. Abdul Karim Al Hakim dan Regina Callista Nailah Puspamaya dari Fakultas Kedokteran, serta Agung Fadlullah Ahmad dari Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik.

Bagaimana kisah perjuangan mahasiswa baru yang sebenarnya masih kategori Anak Baru Gede (ABG) ini hingga bisa menembus persaingan ketat masuk ke Universitas Jember ? Menurut penuturan mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi, Paramitha merasa belajarnya tak ada yang istimewa sehingga bisa diterima di Universitas Jember melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021.

“Namun saya punya prinsip, harus bisa sejajar dengan mereka yang ada di peringkat terbaik di sekolah, caranya yah giat belajar,” ujar putri kedua dari pasangan Fauzi dan Eni Nisfuatin Nida yang tinggal di Desa Umbulsari Kecamatan Umbulsari Jember.

Prestasi Paramitha memang patut dibanggakan, saat bersekolah di MTsN 2 Jember dan MAN 2 Probolinggo, dia hanya butuh waktu 2 tahun untuk menyelesaikan masing-masing sekolah karena selalu masuk di program kelas akselerasi. Tak heran di usianya yang baru 16 tahun 6 bulan dan 23 hari sudah resmi diterima di Universitas Jember. Pilihannya mantap di Program Studi Pendidikan Biologi, pelajaran yang dia sukai. “Masuk ke kelas akselerasi membuat saya harus selalu siap belajar sesuatu yang baru dalam waktu cepat, Alhamdulillah, lingkungan sekolah dan keluarga saya sangat mendukung,” tutur penghobi olah raga ini.

Cerita serupa disampaikan oleh M. Abdul Karim Al Hakim, yang diterima di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Jember saat usianya baru memasuki 16 tahun 4 bulan 12 hari. Hakim, begitu panggilannya sehari-hari malah enjoy saat berteman dengan kawan-kawan yang lebih senior usianya. “Dulu saat bersekolah di MAN 2 Kota Malang, kawan-kawan memberikan perhatian lebih kepada saya, mungkin karena dianggap adik yah. Malah jika saya tidak paham arti kalimat Bahasa Jawa maka kawan-kawan yang ngasih pemahaman,” jelas Hakim yang menghabiskan masa kecilnya di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Kini Hakim bersama keluarga tinggal di Desa Pekarungan Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Namun sedikit berbeda dengan koleganya, Paramitha, Hakim menyelesaikan SMP dan SMA secara normal.

“Ceritanya, saya masuk SD Cendekia Taka Bulungan di usia 5 tahun. Nah, pada tahun 2015 saat duduk di kelas 5, ada kejadian jumlah siswa kelas 6 peserta Ujian Nasional dari SD saya kurang. Lantas saya dites apakah layak ikut Ujian Nasional, eh ternyata dinyatakan bisa ikut Ujian Nasional. Alhamdulillah saya lulus Ujian Nasional dan lanjut ke SMP walau usia masih 10 tahun,” ungkap Hakim mengenang masa kecilnya di Kalimantan Utara mengikuti orang tuanya, Amin dan Shofiyah Noer Layliah yang berdinas di Kabupaten Bulungan.

Hakim memilih kuliah jadi dokter karena terinspirasi dari kakaknya, Sayyidah Auliany Aminy yang kuliah di FK Universitas Jember juga. “Awalnya saya ingin masuk ke Fakultas Teknik, tapi saya rasa jika masuk ke Fakultas Kedokteran maka kuliahnya bisa lebih mudah karena saya bisa bertanya dan belajar dari kakak saya,” cerita penghobi sepakbola ini.

Selama dua bulan penuh sebelum tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Hakim belajar intens di bawah bimbingan kakaknya. Dengan mengerjakan latihan soal dan mengikuti banyak kegiatan try out.

Hasilnya, Hakim diterima di FK Universitas Jember. Selain bakal fokus menjalani kuliah di FK Universitas Jember, Hakim berniat ingin menambah wawasan keilmuan di bidang kedokteran dengan jalan aktif di berbagai kegiatan penelitian di kampusnya. Aktif di kegiatan penelitian menurutnya menjadi pendukung saat akan tampil di berbagai lomba karya tulis ilmiah. Sama seperti yang dulu dia tekuni saat masih duduk di bangku MAN 2 Kota Malang.

“Penasaran sih, sebab dulu saat sekolah pernah ikutan beberapa kali lomba, olimpiade dan kegiatan yang sejenis tapi belum pernah dapat juara,” ujar Hakim yang ingin menjadi dokter spesialis jantung ini. (mok)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.