Tak Hanya Silaturahmi, Ganjar Membangun Akses Air Bersih Untuk Sedulur Sikep Samin di Blora

BLORA (Lenteratoday) – Warga Sedulur Sikep Samin yang tinggal di Karangpace, Kelopoduwur, Blora, langsung menyambut penuh sukacita saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, tiba di kampung mereka, Rabu (10/11). Ganjar datang tidak hanya bersilaturahmi, namun juga memberikan bantuan pembangunan akses air bersih yang selama ini dinantikan.
Desa Kelopoduwur terletak di hutan jati yang tanahnya cukup gersang. Untuk mendapatkan air bersih, Sedulur Sikep biasanya masuk ke hutan yang jaraknya lebih dari 4 kilometer. Makanya, saat Ganjar datang untuk membangunkan tandon air, masyarakat begitu antusias.
Ganjar tiba di Kampung Samin Kelopoduwur sekitar pukul 09.00 WIB. Setibanya di sana, Ganjar langsung disambut sesepuh Sedulur Sikep Samin, Mbah Lasiyo dan puluhan Sedulur Sikep lainnya. Ia datang bersama istri, Siti Atikoh dan didampingi Bupati Blora, Arif Rohman langsung menuju tempat pembangunan tandon air yang terletak di pintu masuk desa.
Dengan lihainya, Ganjar mengaduk semen untuk meletakkan batu pertama pembangunan tandon air di lokasi itu. Bergiliran, aksi Ganjar itu diikuti Bupati Blora dan perwakilan Sedulur Sikep lainnya.
Nantinya, tandon air itu akan digunakan untuk menampung air bersih yang diambil dari sumber terdekat. Air yang sudah tersimpan di tandon kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga. "Semoga berkah dan manfaat ya mbah," ucap Ganjar usai peletakan batu pertamanya.
Setelah itu, Ganjar diajak Mbah Lasiyo menuju ke Pendopo. Di sana, Ganjar juga membagikan sembako serta Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi Sedulur Sikep berobat ke rumah sakit. Ia juga memastikan bahwa Sedulur Sikep sudah divaksin.
"Niki kangge berobat njih mbah. Sampun divaksin dereng? Sampun? Nggih kersane sehat nggih mbah (ini buat berobat ya mbah, sudah divaksin semunya belum? Sudah ya. Biar sehat ya mbah)," sapa Ganjar.
"Njih pak, maturnuwun," jawab mereka singkat.
Sesepuh Sedulur Sikep Samin Kelopoduwur, Mbah Lasiyo mengatakan sangat senang dikunjungi Ganjar. Apalagi, Ganjar datang membawa bantuan khususnya akses air bersih kepada warganya.
"Nggeh Sedulur Sikep Samin remen sanget mpun dibantu pak Gubernur masalah toyo niki (senang sekali dibantu pak Gubernur soal air ini). Niki kangge nyambung urip ipun, dadhos sedoyo remen (ini untuk menyambung hidup, jadi semuanya senang)," kata Mbah Lasiyo.
Air, lanjut Mbah Lasiyo adalah sumber kehidupan. Selama ini Sedulur Sikep memang kesulitan mengakses air bersih. Sehari-hari, mereka harus menempuh jarak lebih dari 4 km untuk mendapatkan air bersih.
"Sakdherenge padhos toyo ning Pos Modho, teng alas jarake sekawan kilo (sebelumnya cari air di Pos Modho, di tengah hutan jaraknya empat kilometer)," jelasnya.
Bahkan Sedulur Sikep lanjut Mbah Lasiyo biasa jalan kaki dan memikul air bersih dari tempat itu. Saat ini, ada beberapa yang sudah memakai sepeda atau sepeda motor.
"Sakniki mpun remen (sekarang sudah senang), makane sedoyo maturnuwun sanget kalih pak Gubernur mpun dibantu (maka semua berterimakasih pada pak Gubernur sudah membantu)," jelasnya.
Tak hanya soal air bersih, Mbah Lasiyo juga berterimakasih karena Ganjar telah membagi-bagikan KIS pada Sedulur Sikep. Sehingga, jika mereka sakit dan tidak bisa diobati sendiri, mereka bisa berobat ke klinik atau ke rumah sakit.
"Sekalian tadi ada kawan-kawan yang berikhtiar membantu dulur-dulur Kelopoduwur ini untuk mendapatkan air bersih. Karena biasanya, mereka ngambil air agak jauh, empat kilo ngangsu (ambil air). Sekarang kita bantu," jelasnya.
Termasuk lanjut Ganjar, pihaknya bersama Pemkab Blora juga mengupayakan hak kepemilikan atas tanah yang mereka tempati. Saat ini lanjut dia, hanya tinggal empat rumah yang satusnya masih masuk kawasan Perhutani, sementara yang lain sudah disertifikatkan milik pribadi.
"Dan yang saya senang, cucu-cucu Sedulur Sikep ini sekarang sudah pada sekolah, mudah-mudahan ini akan membuat warganya makin sejahtera dan makin maju. Tapi saya berharap anak muda Sedulur Sikep tetap memegang erat adat tradisi termasuk unggah-ungguh yang sudah lama diterapkan. Kearifan lokal harus selalu dipegang karena itu adalah nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan," pungkasnya.
Reporter : Dony Kristianto
Editor : Endang Pergiwati