
LAMONGAN (Lentertoday)- Tradisi Lebaran Ketupat atau kupatan kembali marak di Lamongan, setelah sempat dua tahun sunyi karena pandemi. Ini tampak dari diserbu pedagang janur di sejumlah pasar di Lamongan.
Kebanyakan, pedagang janur ini berasal dari luar kota, diantaranya datang dari kota Lumajang, Blitar dan Mojokerto. Mereka ada yang sekadar memasok, ada juga yang menjualnya sendiri dengan menjajakannya di mobil bak terbuka.
Seperti terlihat di pasar yang berlokasi di Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan, pembeli pun antusias untuk mendapatkannya."Dua tahun kita tidak semudah ini mendapatkan janur. Padahal Lebaran Ketupat sudah menjadi tradisi masyarakat Lamongan. Alhamdulillah setelah bebas pandemi, penjual janur banyak lagi," tutur Sari, pembeli asal Desa Made, Sabtu (7/5/2022)
Terkait harga, terbilang tidak terlalu berubah di banding sebelumnya. Berkisar antara Rp25 ribu -150 ribu satu ikat, tergantung jumlah lembaran dan jenis janurnya.
Pedagang Janur di Pasar Rakyat Sukomulyo Lamongan, Hepy mengaku mendapat berkah dari momen Lebaran Ketupat tahun ini. Ia meraup cukup banyak keuntungan. Terlebih dengan situasi pandemi yang melandai, membuat daya beli masyarakat terdongkrak.
"Penjualan alhamdulillah ramai. Karena mungkin (situasi pandemi) sudah bebas ini, ekonomi mulai pulih. Jadi ya lumayan," kata Hepy.
Diketahui, tradisi memasak ketupat sudah menjadi kebiasaan turun temurun. Ketupat biasanya akan dilengkapi dengan sayur lodeh dan lepet dari beras ketan yang juga dibungkus janur, akan dibagikan ke tetangga dan sanak saudara.Karena saling kirim, tentu setiap rumah di hari Lebaran ketupat akan menumpuk jenis masakan tersebut.(*)
Reporter:triwi yoga | Editor:widyawati