MALANG (Lenteratoday) – Universitas Brawijaya (UB) akan menerima sebanyak 5.587 calon mahasiswa baru (Camaba) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Hal ini diumumkan oleh panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024 pada Kamis (13/6/2024) pukul 15.00 WIB kemarin.
Diketahui, dari pemilihan prodi dan kampus yang diurutkan berdasarkan prioritas, mulai dari pilihan pertama sebagai prioritas utama hingga pilihan keempat sebagai prioritas terakhir. Total peminat UB mencapai 78.883 orang untuk pilihan satu hingga empat.
“Jumlah peminat di UB cukup besar karena pada tahun ini pendaftar boleh memilih hingga empat program studi,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP, Kamis (13/6/2024) sore.
Prof. Imam juga menyebutkan, jumlah pendaftar Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) sebanyak 13.680 orang, dengan 1.137 orang di antaranya berhasil diterima.
Lebih lanjut, Prof. Imam juga menyebutkan untuk kategori Saintek, Kedokteran merupakan prodi dengan peminat terbanyak yang mencapai 3.005 peminat untuk pilihan satu hingga empat, dan 2.070 orang memilihnya sebagai pilihan pertama.
“Peringkat kedua ditempati Teknik Informatika dengan 2.242 peminat, di mana 1.510 orang memilihnya sebagai pilihan pertama. Peringkat ketiga adalah Sistem Informasi, disusul Farmasi dan Pendidikan Dokter Gigi,” paparnya.
Di kategori Soshum, menurutnya prodi Ilmu Hukum memiliki peminat terbanyak dengan 3.255 orang yang meletakkan pada pilihan satu hingga empat, dan 1.998 orang memilihnya sebagai pilihan pertama. “Peringkat berikutnya disusul oleh Administrasi Bisnis, Manajemen, Psikologi, dan Akuntansi,” jelasnya.
Sementara itu, untuk program diploma dengan peminat terbanyak yaitu Administrasi Bisnis, dengan 6.371 orang yang memilihnya sebagai pilihan satu hingga empat. “Namun, kebanyakan memilihnya sebagai pilihan ketiga dan keempat,” jelas Prof. Imam.
Sebagai informasi, sebaran asal peserta SNBT 2024 di UB didominasi oleh Jawa Timur (51,1 persen), diikuti Jawa Barat (11,1 persen), Jawa Tengah (7,7 persen), DKI Jakarta (5,8 persen), dan daerah lainnya. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi
