07 April 2025

Get In Touch

Pasca Pengangkatan Arca Pentul, Mas Dhito Perintahkan Disparbud Fasilitasi Museum Desa di Nambaan

Gundriwo alias Mbah Pentul, berada di tengah Arca Pentul yang baru saja di angkat dari Sungai Kalasan, Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri
Gundriwo alias Mbah Pentul, berada di tengah Arca Pentul yang baru saja di angkat dari Sungai Kalasan, Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri

KEDIRI (Lenteratoday) -Masyarakat Dusun Kranggan, Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri terlihat berkumpul di samping Sungai Kalasan untuk bergotong royong membantu pengangkatan temuan Acra Pentul yang dilakukan Dinas Pariwasata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri atas perintah Bupati Hanindhito Himawan Pramana—akrab disapa Mas Dhito.

Warga menggelar tikar sembari menata makanan untuk acara selamatan dalam rangka doa bersama sebelum melakukan pengangkatan benda cagar budaya, Arca Pentul yang bertahun-tahun berada di aliran sungai tersebut.

Di selamatan itu, salah satu pria paro baya berpakaian hitam kombinasi merah terlihat sibuk menyiapkan beberapa perlatan untuk proses pengangkatan arca yang oleh masyarakat sekitar sering disebut sebagai Mbah Pentul.

Pria itu adalah Gundriwo. Salah satu warga yang rela mewakafkan tanahnya untuk ditempati arca yang diangkat tersebut. Dari pewakafan yang dilakukannya itu, dirinya bermaksud agar arca ini nantinya dijadikan sebagai media pendidikan budaya.

Mulanya, niat baiknya ini muncul manakala Gundriwo sering beraktivitas di sekitar sungai tersebut dan mendapatkan bisikan bahwa sang pembuat arca ingin benda berbentuk seperti topeng pentul di tarian kuda lumping ini dapat dijadikan pendidikan budaya oleh banyak orang.

"Boleh percaya boleh tidak. Dari leluhur yang membuat yoso benda purbakala ini ingin diangkat untuk menjadi tauladan atau pembelajaran," tutur Gundriwo.

Keyakinan untuk mendedikasikan tanah pribadinya untuk pelestarian salah satu peninggalan sejarah ini semakin mantap saat acap kali teman-temannya menyampaikan rasa iba terhadap Arca Pentul ini karena telah lama hanya berada di aliran sungai. Pria berusia 68 tahun ini menyebutkan luas tanah yang akan diwakafkan ini berupa akses jalan sepanjang 100 dengan lebar 2 meter, dan 5 x 9 meter untuk penempatan arca.

Gundriwo mengucapkan terimakasih pada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang telah memfasilitasi proses pengangkatan Arca ini. Ia berharap, ke depan bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini terus memperhatikan Arca Pentul dengan membuatkan pendopo untuk museum desa.

"Ya nanti untuk Mas Dhito saya harap bisa bangunkan pendopo untuk tempat Mbah Pentul," harapnya.

Menanggapi pewakafan tanah yang dilakukan Gundriwo ini, Mas Dhito mengapresiasi dedikasi yang dilakukan Gundriwo untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Kediri dan pelestarian cagar budaya ini.

"Coba ada ratusan Mbah Gundriwo lainya di Kabupaten Kediri, cerita kejayaan Kerajaan Kediri akan muncul kembali dari kekayaan budaya yang telah ditemukan," katanya.

Bupati yang hobi bervespa ini juga menyebutkan, pihaknya meminta pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri untuk memfasilitasi kebutuhan pelestarian cagar budaya di Desa Nambaan tersebut.

Sebelumnya, Gundriwo pernah meminta perhatian Mas Dhito supaya arca itu dapat diangkat dan dibuatkan pendopo supaya nantinya wilayah itu bisa dikembangkan sebagai lokasi wisata.

Gundriwo pun mengaku telah membuat jalan ke lokasi penemuan arca memanfaatkan tanah pribadinya dengan ukuran lebar 2 meter dan panjang 100 meter. Sontak keikhlasan Gundriwo merelakan tanahnya untuk jalan itu mendapatkan tepuk tangan peserta Jumat Ngopi lainnya.

Mendengar penuturan Gundriwo saat Jumat Ngopi, 27 Mei 2022, Mas Dhito menerangkan untuk memindahkan temuan benda purbakala tidak bisa dilakukan serta merta. Karena harus diteliti terlebih dahulu oleh ahli di bidang sejarah purbakala.

"Tentunya dalam memindahkan sesuatu barang yang sifatnya adalah temuan baik itu cagar budaya ataupun hal hal yang bersejarah itu nanti biarkan kita serahkan dinas pariwisata untuk mengecek (adv)

Reporter: Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.