Dilabrak Ida Royani, Mas Dhito : Kalau Janji Saya Pasti Tepati, Tidak Mungkin Mengingkari

KEDIRI (Lenteratoday) - Emak-emak ya begitulah, sikap mau menang sendiri dan seenaknya. Seperti yang dialami Bupati Hanindhito Himawan Pramana kala melihat persiapan Lomba Memasan Mustika Nusantara di Simapng Lima Gumul, Minggu (17/7/22). Tak tau masalah, tiba-tiba orang nomor satu di Pemkab Kediri itu mendapat omelan emak-emak yang merasa dibohong pejabat yang dinilai pemberi harapan palsu (PHP).
Kejadian itu berawal saat bupati yang akrab Mas Dhito mendatangi salah peserta loma di meja 038 dan membaca rencana resep makanan yang akan dibuat oleh Ida Royani dan kawan satu timnya. Tanpa sungkan Ida langsung menghujani Mas Dhito dengan berbagai keluhan. “Yang paling penting dari kami itu menyampaikan aspirasi, Mas,” kata Ida.
“Ini Panjenengan sudah ketemu kalih kulo, nopo masalah e jenengan?” jawab Mas Dhito dengan balik bertanya.
“Yang pertama kita ingin teman-teman yang ada di Hongkong bisa dibuatkan e-KTP di sana,” Ida menyampaikan satu aspirasinya.
Sebab, kata Ida, cuti bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Hongkong hanya dua minggu dan tidak ada waktu kalau harus mengurus langsung pengurusan pencatatan sipil ke Kabupaten Kediri. Terlebih, dengan jangka waktu tersebut, waktu cuti tersebut terpotong untuk menjalani karantina.
“Oke. Berapa orang?” tanya Mas Dhito.
“Ya bapak bisa lihat di Dinas Tenaga Kerja,” Jawab Ida membalas dengan nada ketus.
“Nanti kita akan data dan berikan e-KTP,” jawab Mas Dhito pada wanita yang telah pensisun menjadi PMI itu.
Belum sempat menyelesaikan penjelasannya, pembicaraan Mas Dhito dipotong Ida. Dia menginginkan ada sosialisasi perizinan bagi kawan-kawannya yang masih berada di luar negeri itu. “Itu yang pertama. Yang kedua tentang sosialisasi izin-izin. Kalau bisa yang ada di Hongkong itu diberikan sosialisasi bagaimana cara membuat NIB dan lain sebagainya,” tutur Ida.
“Yang ketiga, kita minta sosialisasi literasi tentang properti. Kita pengen teman-teman yang ada di luar negeri itu jika ambil atau bangun rumah di Kabupaten Kediri itu gampang dengan birokrasi yang tidak berbelit-belit,” kata Ida tanpa jeda.
“Dulu banyak pejabat yang ke Hongkong, kasih janji-janji nanti dipermudah kalau jadi pejabat tapi ternyata setelah mereka jadi pejabat..,” cerocos Ida dengan muka sinis
Mas Dhito pun merasa geregetan mendengar cerita oknum pejabat yang pernah memberikan harapan palsu pada salah satu warganya itu. Mas Dhito kemudian menanyakan siapa yang oknum pejabat yang memberikan janji manis kepada Ida, namun dia tidak memberikan satu nama pun untuk diberitahukan kepada bupati yang kerap mengendarai Vespa tersebut.
“Pejabate sopo (pejabatnya siapa), Bu. Saat pemerintahan saya?” tanya Mas Dhito mencoba mengulik cerita emak-emak berusia 45 tahun itu.
“Looh.. banyak. pemerintahan sebelum-sebelumnya,” Ida balas menjawab Mas Dhito.
Karena tidak mendapatkan keterangan dari Ida mengenai oknum pejabat tersebut dan Mas Dhito menegaskan tidak pernah bertolak ke Hongkong untuk menemui warga Kabupaten Kediri di yang menjadi PMI di negara eks koloni Inggris itu. Mas Dhito menyatakan jika dia berjanji tidak mungkin harapan palsu yang diberikan pada warganya.
“Saya enggak ke sana. Kebetulan saya enggak ke sana. Kalau saya janji pasti saya enggak mungkin mblenjani (mengingkari) janji,” kata Mas Dhito
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Endang Pergiwati