16 April 2025

Get In Touch

Dampak Corona, Industri Otomotif Hanya Berharap Pada Kalangan Atas

Dampak Corona, Industri Otomotif Hanya Berharap Pada Kalangan Atas

Jakarta - Pandemik virus corona COVID-19 yang melanda dunia dan Indonesia memberikan dampak buruk pada berbagai sektor, termasuk diantaranya industri otomotif.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai industri otomotif kini hanya bisa berharap dari kalangan menengah ke atas. Sedangkan kalangan menengah ke bawah sudah pasti akan mengalami kesulitan.

Tauhid menjelaskan berdasarkan data, terdapat 4,8 persen penurunan konsumsi rumah tangga. Sehingga konsumsi untuk kebutuhan otomotif akan dikesampingkan.

"Konsumsi rumah tangga, saya kira saat ini siapa yang mau membeli konsumsi untuk non makanan," kata Tauhid Ahmad melalui wawancara virtual bersama Forum Wartawan Otomotif, Jumat (10/4) malam.

"Jadi, industri otomotif masih akan berharap dari konsumsi orang menengah ke atas. Kalau menengah ke bawah sudah tidak mungkin," jelas Tauhid Ahmad.

Lebih lanjut Tauhid menilai, pandemik corona juga mempengaruhi strategi penjualan produsen otomotif.

Konsumen loyal menjadi target utama penjualan otomotif ketimbang pegawai bergaji tetap. Alasannya, minat membeli dari kalangan pegawai terganggu dengan ketidakstibilan konsumsi selama corona dan kecemasan tidak mendapat gaji ke-13.

"Misalnya sekarang, gaji pegawai tetap hampir keseluruhan ada yang terganggu. Contoh PNS mulai digoyang oleh golongan lain yang tetap mendapat gaji 13 untuk THR, tapi golongan empat atau pejabat di atasnya akan berkurang, jadi akan berdampak untuk pembelian," kata dia.

"Artinya, akan ada perubahan pada kemampuan mereka untuk melakukan pembelian, sehingga kredit juga akan berdampak," kata dia.

Untuk itu, Tauhid Ahmad menilai bahwa harapan industri otomotif Indonesia untuk saat ini adalah kalangan menengah atas dan kelompok swasta.

"Pada konsumsi berbagai sektor mulai berdampak, tetapi mungkin pada level menengah atas dan pekerja swasta masih punya harapan. Jika lihat secara umum, pasti turun daya beli," terang dia.

Lebih lanjut Tauhid memprediksi masa pemulihan akan terjadi pada bulan ketujuh (Oktober) setelah kasus corona pertama masuk Indonesia pada Maret 2020.

"Ketika Covid itu mendekati titik bawah atau tidak ada kasus sama sekali, orang akan mulai aktivitas normal. Ekonomi mulai kembali dan pemerintah mulai mengurangi pembatasan dan pabrikan mulai berproduksi, kalau kita proyeksi bulan ketujuh mulai recovery," kata dia.

Recovery bisa terjadi pada bulan ketujuh itu dengan syarat pemerintah dan segenap pemangku kepentingan lain mengambil langkah cepat dan tanggap untuk membenahi sektor yang terdampak.

"Seperti China, pabrik mulai buka ketika tidak ada kasus baru. Roda ekonomi mulai bergerak, jadi mungkin waktu naik ya Oktober-November dan mungkin industri otomotif baru mulai leluasa," kata dia (har/ins)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.