20 April 2025

Get In Touch

Mas Dhito Perintahkan Disperkim Pasang Lampu di Candi Tegowangi

Mas Dhito (kaos hitam) didampingi juru pelihara (jupel) melihat dari dekat Candi Tegowangi.
Mas Dhito (kaos hitam) didampingi juru pelihara (jupel) melihat dari dekat Candi Tegowangi.

KEDIRI (Lenteratoday) - Penerangan di Candi Tegowangi yang minim acap kali dijadikan tempat bermesraan bagi pasangan muda-mudi mengundang keprihatinan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Bupati yang akrab disapa Mas Dhito berjanji segera memasang lampu penerangan sebagai upaya membersihkan dari tindakan kurang terpuji tersebut.

Informasi keberadaan banyak pasangan muda-mudi yang disinyalir melakukan hal yang tidak terpuji ini disampaikan juru pelihara (jupel) candi, Nurali saat Jumat Ngopi di Candi Tegowangi, Jumat (22/7/2022).

Terkait pengunjung, katanya, berasal dari berbagai daerah bahkan luar negeri. Dimana pengunjung mancanegara biasa datang di malam hari. Namun, kondisi di Candi Tegowangi ini minim penerangan yang membuat area candi gelap dan sulit pengawasan kepada pengunjung.

Nurali mengungkapkan pada kondisi yang gelap ditakutkan akan menimbulkan perilaku kurang baik bahkan dikhawatirkan akan terjadi pencurian ataupun perusakan candi yang dibuat pada tahun 1400 tersebut.

"Yang kami khawatirkan, anak pacaran ini. Jangan sampai karena tidak ada penerangan hal ini terjadi seperti dulu-dulu," terangnya pada Mas Dhito.

Menanggapi hal tersebut, Mas Dhito menyayangkan jika ada pihak-pihak yang menyalahgunakan cagar budaya sebagai tempat melakukan hal-hal tidak terpuji. "Candi (Tegowangi) ini kan adalah tempat cagar budaya yang harus dijaga. Jangan sampai ada pasangan pemuda-pemudi yang berpacaran. Begitu sudah gelap kita tidak tahu yang bersangkutan ngapain," kata Mas Dhito.

Selanjutnya, Mas Dhito memerintahkan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kabupaten Kediri untuk memasang sudut-sudut yang dianggap penting untuk dipasangi penerangan. “Terkait penerangan, teman-teman Dinas Perkim mohon untuk dihitung berapa jumlah penerangan yang dibutuhkan untuk candi seluas 2,2 hektare ini," tutur bupati yang kerap blusukan tersebut.

Lebih lanjut, Nurali mengatakan tingkat urgensi penerangan di Candi Tegowangi ini cukup tinggi. Pasalnya candi ini adalah candi terluas kedua di Jawa Timur setelah Penataran. Nurali menambahkan candi ini mempunyai legenda yang dipercayai masyarakat mengenai kisah Sudamala. Dimana Dewi Uma yang terkena kutukan menjadi Dewi Durga. Yakni dewi penguasa Pasetraan Gondomayit. Kemudian oleh Sadewa diruwat sehingga kembali menjadi Dewi Uma.

Meski candi ini unfinished atau belum selesai pembuatannya, namun menurut Nurali nilai cerita sudah tertuang pada dinding candi. “Uniknya, candi ini memiliki yoni terbaik di Jawa Timur berupa lambang kesuburan wanita. Terlebih, kisah Sudamala itu sendiri yang digemari oleh pegiat budaya,” tuturnya.

Terakhir, Nurali menuturkan kepedulian Mas Dhito terhadap cagar budaya ini sangat tinggi. Terbukti dengan dihelatnya Jumat Ngopi pertama kali cagar budaya dan akan diberikan penerangan di candi yang dipeliharanya semenjak 1997 itu. Yang kemudian akan diharapkan membentuk masyarakat Kediri yang berbudaya. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.