21 April 2025

Get In Touch

LKPJ Jatim 2019 : Pertumbuhan Ekonomi Lampaui Nasional

LKPJ Jatim 2019 : Pertumbuhan Ekonomi Lampaui Nasional

Surabaya - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) di sepanjang 2019 mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Dimana, pertumbuhan ekonomi Jatim berada diangka 5,52%, semantara pertumbuhan ekonomi nasional pada posisi 5,02%.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur tahun anggaran 2019 kepada DPRD Jatim dalam rapat Paripurna di Kantor DPRD Jatim, Surabaya, Senin (13/4/2020).

Pertumbuhan ekonomi tersebut berasal dari beberapa sektor ekonomi lainnya yang juga mengamali peningkatan. Seperti hanya pada capaian PDRB per kapita tahun 2019 juga meningkat sebesar 6,89%, dimana sebelumnya dari 55,43 Juta pada tahun 2018 menjadi 59,25 Juta pada tahun 2019. Artinya secara rata-rata, tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur juga mengalami peningkatan.

Membaiknya kinerja perekonomian itu juga diiringi dengan kinerja inflasi Tahun 2019 yang cukup terkendali. Laju Inflasi sepanjang tahun 2019 hingga akhir tahun mencapai 2,12 %, lebih rendah dibanding Inflasi tahun kalender bulan Desember 2018 sebesar 2,86 %.

“Dibanding provinsi lain di Pulau Jawa, laju inflasi di Jawa Timur adalah yang paling rendah. Pun, jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 2,72 %,” terangnya.

Di hadapan para anggota dewan yang hadir pada rapat paripurna tersebut, Khofifah juga menyampaikan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Timur. Dia menjelaskan bahwa selama tiga tahun terakhir IPM terus menunjukkan peningkatan, yaitu masing-masing 70,27 pada 2017, kemudian 70,77 pada 2018, dan terus meningkat mencapai 71,50 pada tahun 2019.

“Yang membanggakan, capaian tahun 2019 tumbuh sebesar 1,03 %, tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan pada tujuh tahun terakhir (2013-2019) sebesar 0,99 persen,” imbuhnya.

Dalam hal presentase penduduk miskin, per September 2019 presentase penduduk miskin sebesar 10,20 %, atau menurun sebesar 0,65 ]point dibanding September 2018 sebesar 10,85% persen. Secara absolut jumlah penduduk miskin Jawa Timur pada September 2019 sebesar 4.056.000 jiwa, menurun sebesar 236,15 ribu jiwa dibanding September 2018 sebesar 4.292.150 jiwa.

“Penurunan penduduk miskin tahun 2019 ini adalah terbesar sejak tahun 2013, serta memberikan kontribusi sebesar 26,57 % terhadap penurunan jumlah penduduk miskin secara nasional,”ujarnya.

“Dalam hal capaian Indeks Gini, Jawa Timur berada diangka 0,364 atau turun sebesar 0,007 poin dibandingkan tahin 2018 sebesar 0,371, dan merupakan capaian terendah dalam kurun waktu enam tahun (2013-2018). Artinya ketimpangan di Jawa Timur makin sempit,” tambah Khofifah.

Sementara itu, terkait dengan anggaran, Khofifah mengatakan pendapatan daerah Pemprov Jatim sebesar Rp 33,42 triliun terealisasi 100,08 % atau sebesar Rp 33,45 triliun. Lalu, belanja daerah yang direalisasikan sebesar Rp 34 triliun atau sebesar 89,48 % dari rencana sebesar Rp 38 triliun.

“Pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan asli daerah sebesar Rp 19,32 triliun, dana perimbangan sebesar Rp 17,94 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 186,39 miliar," urai Khofifah.

Dalam rapat paripurna tersebut, Gubernur didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Khofifah menyampaikan laporan berbagai program pembangunan selama  2019 dihadapan Ketua DPRD Jatim Kusnadi dan para wakil ketua serta anggota DPRD Provinsi Jatim baik yang hadir di ruang paripurna DPRD maupun yang mendengarkan secara virtual akibat pandemi covid-19 dengan format physical distancing. Khofifah sendiri resmî memimpin Jawa Timur 13 Februari 2019 lalu. (ufi/adv)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.