20 April 2025

Get In Touch

Antisipasi dan Kendalikan Inflasi, Gubernur Khofifah Siapkan Bantalan Sosial Ekonomi

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, membeli bahan pokok di pasar Babat Lamongan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, membeli bahan pokok di pasar Babat Lamongan.

LAMONGAN (Lenteratoday) - Pasca kenaikan harga BBM, salah satu yang menjadi kekhawatiran inflasi yang makin tinggi akibat kenaikan harga bahan pangan. Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyiapkan bantalan sosial ekonomi, sebagai upaya pengendali inflasi.

“Insya allah kita akan memberikan bantalan sosial untuk masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Untuk sektor transportasi , pelaku UMKM,  nelayan dan juga disabilitas,” tegas Gubernur Khofifah, di sela-sela peninjauan di pasar tradisional Babat, Lamongan, Selasa (6/9/2022).

“Sekarang sedang kita matangkan, semoga segera final sehingga bisa meringankan  beban masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat agar inflasi di Jatim dapat kita kendalikan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data yang dirilis di laman Siskaperbapo Disperindag Jatim per Selasa (6/9/2022) pukul 14.00 WIB, tercatat kenaikan   harga  terjadi pada komoditas cabai, baik itu cabai rawit, cabai merah keriting dan cabai merah biasa.

Rata-rata kenaikan di seluruh Jawa Timur untuk komoditi cabai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 atau setara 3 hingga 5% dari harga awal sebelum terjadi penyesuaian harga BBM.

Sedangkan komoditi lain seperti telur ayam, beras, minyak goreng dan sayur mayur terpantau stabil di beberapa wilayah.

“Dengan adanya harga yang fluktuatif kami mengajak kepala daerah untuk turut melakukan antisipasi bersama agar  inflasi dapat kita kendalikan. Apa yang bisa kita lakukan bersama kita harus maksimalkan agar tidak sampai terjadi inflasi yang tak terkendali,” pungkasnya.

Untuk, memastikan kenaikan harga bahan pokok, Gubernur Khofifah melakukan peninjauan ke pasar tradisional Babat, Kabupaten Lamongan. "Ini daging sapi satu kilonya pinten bu? Masih standard nggeh bu?" tanya Khofifah.

"Hari ini sekilonya Rp 110.000 bu Gubernur. Harganya masih sama, tapi pembelinya masih sepi," tutur salah satu penjual daging sapi di Pasar Babat Lamongan.

Usai peninjauan, Gubernur Khofifah menyampaikan, pihaknya bersama tim ingin mengecek langsung harga di pasar, utamanya kategori voletile food atau bahan makanan yang rentan terhadap perubahan-perubahan suasana seperti kenaikan BBM. Ini penting, untuk mencegah dan melakukan antisipasi terjadinya inflasi di daerah.

"Kalau telur ternyata justru ada penurunan. Sedangkan daging ayam ada kenaikan Rp 4.000 diatas HET," ungkapnya.

Dirinya melanjutkan, bawang merah dan bawang putih terpantau  mengalami kenaikan Rp 2.000. Selain itu harga daging sapi juga masih standard di harga Rp 110.000 /kg nya.

Dengan kondisi harga kebutuhan pokok di pasaran yang masih fluktuatif, Gubernur Khofifah mengajak masyarakat khususnya para ibu - ibu yang berhadapan langsung dengan pemenuhan kebutuhan rumah tangga agar bisa lebih pandai dan cermat dalam mengatur keuangan rumah tangga.

"Jadi saya ingin mengajak semuanya, para ibu-ibu, emak-emak, pokoknya me- _manage_ sebaik mungkin kebutuhannya agar lebih detail. Yang kita prioritaskan adalah bagaimana pemenuhan  kebutuhan prioritas bukan atas dasar keinginan. Keinginan bisa banyak, tetapi kebutuhan harus sesuai dengan prioritas. Semoga Allah mencukupkan," tegasnya.

Senada dengan Gubernur Khofifah, Bupati Lamongan Yusronur Effendi menyampaikan bahwa harga kebutuhan pokok terpantau masih stabil. Kenaikan paling signifikan terjadi di komoditas Cabai yang harganya mencapai Rp 50.000 sampai Rp 65.000 per kg nya.

"Kita lihat tadi harga-harga masih stabil ya. Ada kenaikan antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 untuk beberapa item. Hanya cabai yang kita lihat memang cukup signifikan naiknya," ungkapnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.