
SURABAYA (Lenteratoday) -Untuk mencegah kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur menggagas Pos SAPA atau Pos Sayang Perempuan dan Anak.
Bersama kampus Stikosa AWS dan dua elemen lembaga lainnya yaitu BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Jawa Timur dan Fakultas Psikologi Unair Surabaya, DP3 AK Jatim dalam waktu dekat akan membentuk Pos SAPA di lingkungan lembaga masing-masing, sebagai pos pelayanan dan pengaduan serta perlindungan berbasis masyarakat.
Restu Novi Widyani Kepala DP3AK Prov. Jatim, menyebutkan, Pos SAPA ini sebagai layanan untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama kekerasan seksual baik secara verbal maupun non verbal, dan layanan untuk mempermudah pengaduan di lingkungan masing-masing, ketika korban masyarakat perempuan dan anak tidak mengerti ke mana harus segera melaporkannya
“Pos SAPA ini sebagai layanan untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama kekerasan seksual baik secara verbal maupun non verbal, dan layanan untuk mempermudah pengaduan di lingkungan masing-masing, ketika korban masyarakat perempuan dan anak tidak mengerti ke mana harus segera melaporkannya”, ujar Restu Novi kepada wartawan, Jumat (21/10/2022)..
Guna merealisasikan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara DP3AK dengan Stikosa AWS, BKOW Jatim, serta Fakultas Psikologi Unair.
“Mengapa kami mengawali penandatanganan MoU dengan 3 lembaga ini, karena ketiga lembaga ini telah lebih dulu memiliki payung hukum secara resmi kerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa Timur,” imbuhnya.
Restu Novi menambahkan, terhadap masing-masing Pos SAPA nantinya petugas yang ditunjuk akan diberi pelatihan secara matang dan maksimal, karena petugas Pos SAPA dituntut untuk sabar dan tidak tempramen saat berinteraksi langsung dengan orang yang mengalami masalah.
DP3AK juga akan memberikan pendampingan dengan menerjunkan Satgas yang dibentuk di masing-masing Pos SAPA, guna memberikan kenyamanan petugas layanan pengaduan tersebut, mengantisipasi atas perlakuan dari orang yang diadukan, yang tidak diinginkan sebagai reaksi terhadap korban pengaduan.
Wakil Ketua 2 Stikosa AWS Suprihatin mengatakan, "Stikosa AWS merasa wajib mengambil bagian dari upaya memutus rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak. Termasuk kekerasan dan pelecehan seksual yang sering menimpa jurnalis perempuan saat berada di lapangan".
Selain mengundang Stikosa AWS dan DP3AK sekabupaten/kota, serta dua lembaga lainnya, DP3AK Jatim menghadirkan Deputi Kementerian P3AK RI, LL Dikti VII Jawa Timur, Ditreskrimum Polda Jatim, Forum PUSPA Gayatri Jatim, TP-PKK Jatim, dan 14 elemen lembaga dan organisasi perempuan dan perlindungan anak se- Jatim (*)
Repoter: Mira.Rls dmpr|Editor: Arifin BH