
KEDIRI (Lenteratoday)-Selain rokok yang menjadi bisnis utama, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) diam-diam juga melebarkan sayap ke bisnis jalan tol. Sebelumnya perusahaan rokok terbesar di Indonesia diketahui telah menanamkan modal untuk bandara di Kabupaten Kediri.
Terbaru, GGRM akan memberikan suntikan dana untuk usaha jalan tol, termasuk pembangunan tol Kediri-Tulungagung. Seperti dikutip dari Fortuneidn.com pada 2019 GGRM berkongsi PT Suryaduta Investama mendirikan PT Surya Kerta Agung (SKA) di Kediri. Struktur permodalan meliputi, modal dasar senilai Rp200 miliar, serta modal ditempatkan dan disetor senilai Rp100 miliar (100.000 saham bernilai nominal Rp1 juta per lembar).
Begitu pendirian SKA, GGRM menancapkan kukunya usaha di bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan jalan, jalan raya dan jalan tol, jembatan dan jalan layang.
Usaha juga termasuk kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan perlengkapan jalan, jembatan, dan jalan layang. Sebut saja infrastruktur seperti pagar atau tembok penahan, marka jalan, rambu-rambu, dan drainase.
Pada awal kongsi, Gudang Garam memiliki 99.999 lembar saham atau senilai Rp99,99 miliar. Sementara sisanya milik PT Suryaduta Investama.Namun per 9 Januari 2023, modal dasar SKA sudah meningkat signifikan menjadi Rp8 triliun. Kepemilikan GGRM pun bertambah menjadi Rp8 triliun, setelah menyuntikkan modal Rp7 triliun.
“Tambahan modal ditempatkan dan modal disetor itu akan dilakukan secara bertahap mulai Januari 2023,” kata Corporate Secretary GGRM, Heru Budiman, dikutip dari keterbukaan informasi BEI Senin (16/1/2023).
Peningkatan modal itu bertujuan menyokong rencana pelaksanaan proyek pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung, Jawa Timur, oleh SKA dan anak usahanya: PT Surya Kertaagung Toll (SKT). Seperti diketahui proyek tol ini merupakan pendukung pembangunan Bandara Dhoho yang juga milik GGRM.
Seperti diketahui Gudang Garam telah menanamkan modal untuk pembangunan Bandar Udara Baru Dhoho di Kediri. Pada 7 September 2022, anak usaha GGRM, PT Surya Dhoho Investama menandatangani kerja sama KPBU (kerja sama antara pemerintah dan badan usaha) dengan Kementerian Perhubungan.
Perjanjian itu tindak lanjut dari penetapan GGRM sebagai Badan Usaha Pemrakarsa pada 1 Maret 2021.“Berdasarkan perjanjian KPBU itu, jangka waktu kerja sama adalah 50 tahun sejak tanggal operasi komersial tahap I,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi.
Modal untuk membangun bandara itu disalurkan dalam tiga tahap, yakni: Rp6,6 triliun (tahap I); Rp1,2 triliun (tahap II); dan Rp3 triliun (tahap III). Kapasitas penumpang di bandara juga akan naik bertahap, dengan detail: 1,5 juta tiap tahun (tahap I); 4,5 juta tiap tahun (tahap II); dan 10 juta tiap tahun (tahap III). Targetnya, bandara itu akan berjalan pada akhir 2023.
Tapi, mengacu pada laporan keuangan kuartal ketiga 2022, kontribusi segmen rokok memang masih mendominasi pendapatan GGRM, dengan nominal Rp 92,76 triliun. Sementara itu, dua segmen lainnya masing-masing hanya menyumbag Rp1,81 triliun dan Rp70,60 miliar.(*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor:widyawati