
SURABAYA (Lenteratoday) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa yang juag sebagai ketua IKA Unair mengharapkan para alumni Unair bisa menjadi Game Changer disetiap ekosistem mereka berada. Sebab, saat ini alumni Unair tersebar diberbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta dan lainnya.
“Kami ingin memberikan bagian dari energi yang ada di jejarang IKA Unair, ada di eksekutif, legislatif, yudikatif dan di sektor strategis lainnya. Tentu kebesaran Unair akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan negara,” katanya setelah menghadiri Silaturahmi Pengurus IKA Universitas Airlangga di Cafe Kopi Bujend, Surabaya, Kamis (6/4/2023) malam.
Lebih lanjut dia menandaskan bahwa Unair memberikan bnayak dedikasi. Antara lain melalui peran kontributif dari alumni-alumninya. “Oleh karna itu, setiap alumni Unair tentu kita berharap mereka bisa menjadi game changer, merubah keadaan-keadaan lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih berkah,” tandasnya.
“Maka ketika ada alumni Uniar menjadi pimpinan di lini manapun disektor apapun, kita berharap mereka bisa menjadi pemimpin yang basa menberikan support pada ekosistem yang ada, ekosistem legislatif, ekosistem eksekutif, ekosistem yudikatif, ekosistem perguruan tinggi, ekosistem bisnis, dan semua lini di mana kehadiran alumi Unair bisa menghadirkan kebaikan-kebaikan kehidupan bersama,’ sambungnya.
Lebih lanjut dia juga mengharapkan bahwa semua alumni bisa memberikan lebih dari sekarang yang sudah diberikan untuk masyarakat bangsa dan negara terutama untuk almamater Unair.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara keimanan dan amal sholeh di bulan suci Ramadan. “Di momen bulan Ramadan ini, momentum Allah mengajak kita melakukan banyak kesolehan sosial, kesetiakawanan sosial, solidaritas sosial,” ujarnya.
“Bahkan momentum keimanan dan aspek sosial ini disebutkan di banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an, “Alladzina amanu wa amilusholihan.” Iman, amal sholeh. Iman, amal sholeh. Begitu terus,” tambah Khofifah.
Menurutnya, pentingnya keseimbangan dua aspek ini tercermin dari riwayat Rasulullah SAW bersama seorang sahabat. Yang mana, sahabat itu menceritakan tentang seorang yang selalu rajin dzikir, sholat, dan tadarus di masjid.
Keseimbangan antara keimanan dan amal sholeh pada sesama, kata Khofifah, juga dipesankan oleh para Wali Songo dengan kata-kata sangat sederhana. Salah satu yang dapat dijadikan teladan adalah empat wasiat Sunan Drajat.
Antara lain wenehono teken marang wong kang wuto (berilah tongkat pada orang yang buta), wenohono pangan marang wong kang kaliren (berilah makan pada orang yang kelaparan), wenehono payung marang wong kang kaudanan (berilah payung pada orang yang kehujanan), dan wenohono sandang marang wong kang wudo (berilah pakaian pada orang yang telanjang).
“Payung dan baju di sini bisa fisik, tapi bisa berarti payung dan baju kehidupan. Bukan selalu berarti kita memayungi orang yang menggigil kehujanan, tapi bisa saja merasa demam dan menggigil karena ada sesuatu yang menakutkan. Yang takut itu, harus kita beri perlindungan,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah bersama pengurus IKA Unair turut membagikan sedekah kepada 50 anak yatim. Dia berharap, hal tersebut dapat menjadi salah satu proses di mana alumni Unair dapat bermanfaat di banyak lini dan menjadi game changer di tengah masyarakat. (*)
Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi