
TULUNGAGUNG (Lenteratoday) - Tim Densus 88 Antiteror menangkap ES, warga Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Pria berusia 41 tahun itu diduga terkait jaringan teroris yang tergabung dalam organisasi teroris Al Qaedah.
Lantas apa kata warga tekait dengan keseharian ES yang juga sebagai muadzin di kampung tersebut? dikutip dari beritajatim.com, salah seorang warga, Bambang Haryono menuturkan warga sama sekali tidak mengira bahwa ES terlibat dalam jaringan organisasi teroris. Hal ini dikarenakan pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang strum aki ini dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif dalam kegiatan masyarakat.
Dia mengatakan keluarga ES yang ditangkap saat sedang perjalanan ke musala untuk mengumandangkan azan zuhur ini juga tidak tertutup dengan warga sekitar. "Keluarganya juga tidak tertutup. Bahkan ketika dia berada di luar rumah, dia selalu menyapa warga," tuturnya.
Terkait masalah agama, ES juga terlihat fleksibel dan tidak membedakan golongan. Bahkan ES juga berperan aktif menghidupkan jamaah di mushola.
Bambang mengatakan, berdasarkan keterangan dari ES memang benar ES pernah ke luar negeri. Saat itu ES mengaku pergi ke Korea selama setahun. "Dulu dia cerita ke saya pernah ke Korea untuk bekerja. Tapi karena sakit, terpaksa dia pulang ke rumah," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto membenarkan penangkapan yang dilakukan oleh tim Densus 88 Antiteror.
Penangkapan dilakukan Minggu (4/6/2023) siang sekitar pukul 11.30 WIB. Dia menjelaskan, pihaknya juga dilibatkan dalam proses pengamanan saat penangkapan ini. Setelah dilakukan penangkapan Tim Densus 88 langsung membawa ES pergi.
"Ya benar tadi siang Densus 88 menangkap terduga teroris di Desa Boro. Pada saat penangkapan kami juga membantu pengamanan," ujar Eko Hartanto, Minggu (4/6/2023).
Berdasarkan informasi yang didapat, ES diketahui pada 2014 lalu berangkat ke Yaman bersama empat rekannya. ES diduga terlibat dalam jaringan teroris Al Qaedah. (*)
Sumber : beritajatim.com | Editor : Lutfiyu Handi