
KEDIRI (Lenteratoday) -Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Jumat (14/7/2023) meninjau perkembangan proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri. Ikut serta dalam peninjauan tersebut Bupati Haninditho Himawan.
Dengan panjang runway 3.300 meter Bupati Hanindhito dan Menteri Perhubungan memiliki pemikiran sama mengupayakan Bandara Dhoho Kediri menjadi bandara yang juga bisa melayani kegiatan ibadah haji dan umroh yang menggunakan pesawat berbadan besar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan pada Desember 2023 mendatang bandara Dhoho Kediri sudah bisa mulai melakukan penerbangan.
Untuk melayani penerbangan haji dan umroh, lanjut Menhub, masih harus berkoordinasi dengan General Authority of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi. Bila izin itu sudah dikantongi, penerbangan untuk haji dan umroh baru bisa dilakukan dari Bandara Dhoho Kediri.
Mas Dhito -sapaan akrab bupati, mengatakan, sebagai tempat pemberangkatan jemaah haji ke Arab Saudi, masih perlu dipersiapkan asrama haji dan rumah sakit terdekat.
"Ini perlahan-lahan dan secara progresif kita akan lakukan itu," ungkapnya.
Selain asrama haji dan rumah sakit Kementerian Perhubungan meminta dukungan pemerintah daerah dalam penyiapan fasilitas penunjang penginapan dan hotel di dekat bandara.
Tol Kertosono-Kediri
Bupati Kediri menyebut kendala saat ini adalah konektivitas antar-wilayah pendukung bandara. Konektivitas yang dimaksudmenyangkut keberadaan jalan tol. Pembangunan tol Kertosono-Kediri tengah dalam proses pembebasan lahan.
Jalan tol Kertosono-Kediri melewati 21 desa terdampak, lima diantaranya berada di Kabupaten Kediri. Sedang, tol Kediri-Tulungagung melewati 23 desa terdampak di Kabupaten Kediri.
Pembangunan jalan tol tersebut masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) melalui mekanisme kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Bandara ini dengan akses yang ada sudah cukup memberikan competitiveness (daya saing) dibandingkan dengan bandara-bandara lain," terangnya.
Disampaikan, terdapat 7 kabupaten/kota yang berada di sekitar Bandara Dhoho Kediri. Sedang, jarak tempuh untuk mencapai Surabaya ataupun Malang setidaknya dibutuhkan waktu sekitar tiga jam.
"Saya tidak khawatir, walaupun dengan aksesibilitas yang ada sekarang ini sudah bisa hidup, tetapi dengan rencana jalan tol yang merupakan proyek PSN Kediri akan menjadi tumpuan baru (episentrum baru di Jawa Timur)" tandasnya.
Demi kelancaran proses pembebasan lahan untuk jalan tol itu, Pemkab Kediri tengah gencar melakukan sosialisasi tak terkecuali kepada pemerintah desa terdampak.
Reporter: Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH