21 April 2025

Get In Touch

Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Resmikan 66 Rumah Gratis

Santunan anak yatim dalam rangkaian peringatan hari Sumpah Pemuda di Pesantren Majma Al-Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman, Shiddiqiyyah, Losari - Ploso - Jombang, Sabtu (28/10/2023).(sutono?Lenteratoday)
Santunan anak yatim dalam rangkaian peringatan hari Sumpah Pemuda di Pesantren Majma Al-Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman, Shiddiqiyyah, Losari - Ploso - Jombang, Sabtu (28/10/2023).(sutono?Lenteratoday)

JOMBANG (Lenteratoday) - Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (Opshid) Front Ketuhanan Yang Maha Esa (FKYME) yang berpusat di Jombang meresmikan 66 unit rumah gratis di seluruh Indonesia. Program ini bernama Rumah Syukur Layak Huni.

Sebanyak 66 unit rumah tersebut diserahterimakan dalam acara Tasyakuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95, di kawasan Pesantren Majma’al Bachroin Chubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Losari, Kecamatqan Ploso, Jombang, Sabtu (28/10/2023).

“Pada Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95 ini Opshid diantaranya mengadakan pembangunan 66 unit Rumah Syukur”, ungkap Mulyono selaku sekretaris DPP Opshid, usai acara.

Menurut Mulyono, angka 66 unit rumah ini merupakan rekor terbanyak organisasi, sepanjang sejarah berjalannya program santunan Rumah Layak Huni oleh Opshid, sejak tahun 2008.

Dikatakan, program ini dikomandani langsung oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Opshid (DPP Opshid), M. Subchi Azal Tsani atau akrab disapa Mas Bechi. Di bawah pimpinan Mas Bechi, menurut Mulyono, Opshid meraih capaian luar biasa pada momen Sumpah Pemuda Tahun ini.

Dalam semangat Sumpah Pemuda ini, diungkapkan Mulyono, dengan pembangunan 66 unit rumah tersebut, karena Opshid ingin membangun jiwa Bangsa Indonesia.

“Spirit dari pembangunan rumah ini tentu kita ingin membangun jiwa. Kita bisa lihat kehidupan masyarakat seringkali dipandang sebelah mata. Kami ingin saudara-saudara kita merasakan kemerdekaan dan perlakuan yang sama," sambung Mulyono.

Dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, imbuh Mulyono, Opshid telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan rumah tersebut, terhitung sejak peletakan batu pertama serentak pada 17 September 2023. Selain waktu yang cepat, pembangunannya pun menggunakan material terbaik. Bukan ‘kaleng-kaleng’.

Diungkapkan, hal ini berbeda dengan program bedah rumah pada umumnya yang hanya merenovasi sebagian rumah. Program Rumah Syukur Layak Huni yang dilakukan Opshid adalah membongkar total rumah yang tidak layak huni, dan dibangun kembali, 100 persen gratis. Baik material, tenaga kerja, konsumsi dan operasional, semua ditanggung oleh Opshid.

Proyek Rumah Syukur ini nonpolitik dan tidak memandang ras, suku, maupun agama. Penentuan penerima Rumah Syukur tidak didasarkan kepada apakah dia murid Shiddiqiyyah atau bukan, bahkan ada penerima yang berasal dari agama lain.

“Rumah Syukur ini untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memang membutuhkan, tidak hanya Shiddiqiyyah. Malah secara persentase, penerima dari warga Shiddiqiyyah hanya 5 persen saja," jelas Mulyono.

Mega proyek yang dilaksanakan dalam waktu relatif singkat ini, didanai oleh kemandirian serta gotong royong pemuda Shiddiqiyyah dan warga Shiddiqiyyah. Selain itu, pembangunan juga ditunjang oleh perusahaan rokok rintisan Mas Bechi, PT Sehat Tentrem Jaya Lestari.

“Sumber dana utamanya dari teman-teman Opshid, dan dukungan dari organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah”, terang Mulyono.

Pada acara Tasyakkuran ini hadir juga salah satu penerima Rumah Syukur, yaitu Anjelika Wulandari yang berasal dari Kabupaten Semarang. Wulan mengaku senang dan bahagia telah dibangunkan rumah oleh Opshid.

“Saya dibangunkan rumah. Sebelumnya saya tidak punya rumah, saya numpang di tempat Pakdhe. Rumahnya dibangun total dari awal sampai selesai," tutur Wulan.

Wulan pun mengungkapkan rasa syukurnya karena telah dibangunkan rumah. "Saya senang, bersyukur sekali. Berterima kasih ke Opshid dan Shiddiqiyyah. Semoga ini bermanfaat bagi yang menerima dan yang membuat, dan semoga Opshid ke depannya lebih maju," tegasnya.

Ditambahkan Mulyono, Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah, Kiai Moch. Mukhtar Mu’thi mengimbau peristiwa Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ini agar disyukuri karena hal Itulah ajaran Shiddiqiyyah.

"Dan Mas Bechi sebagai Ketua Umum Opshid senantiasa memimpin Opshid untuk menjadi garda terdepan dalam menjalankan program-program Shiddiqiyyah," tegaws Mulyono.

Ketua Umum Dhibra Shiddiqiyyah, Shofwatul Ummah mengungkapkan, bahwa membangun puluhan rumah ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur untuk negara dan bangsa.

Dengan semangat pemuda dan hari lahir lagu kebangsaan Indonesia Raya itu diharapkan, apa yang dilakukan warga Shiddiqiyyah bisa sejalan dengan program pemerintah mengentaskan kemiskinan di tengah kemerdekaan.

"Mensyukuri dua nikmat, sumpah pemuda menoleh sedikit sumpah para pemuda di waktu itu, 17 tahun kemudian Allah memberikan nikmat kemerdekaan bangsa indonesia, rentan waktu antara 1928-1945 terpaut 17 tahun, artinya ini membangkitkan semangat juang," pungkasnya.

Reporter: sutono|Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.